
Hari ini adalah hari pertama masa Pra-Paskah atau yang lebih dikenal dengan Rabu Abu. Disebut Rabu Abu karena pada hari ini umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol abu mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (Ester 4:1, 3).
Masa Prapaskah adalah masa pertumbuhan jiwa kita. Kadang-kadang jiwa kita mengalami masa-masa kering di mana Sang Khalik terasa amat jauh. Saat itu kita tidak dapat mengalami pertumbuhan Iman, tetapi justru kekeringan dan kemerosotan kualitas hidup. Lihat pohon yang tumbuh di tepi aliran air, akan tetap segar sekalipun panas menyengat, karena dia dekat dengan sumber air. Demikian halnya kita saat dekat pada Sang Khalik. Karena pada hakekatnya sebagai ciptaan kita tidak dapat tumbuh bila jauh dari Sang Pencipta atau terlepas dari habitat yang seharusnya.
Masa Prapaskah akan mengubah jiwa kita yang kering. Masa Prapaskah juga membantu kita untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk, bila kita memahami dengan baik maknanya dan bukan hanya sekedar ritual tanpa makna. Contoh terbaik adalah saat Daud diperingatkan nabi Natan atas konspirasinya untuk menghabisi Uria demi Betsyeba. Daud “mengakui” kesalahannya dan berbalik dari kesalahannya. Awal dari sebuah pertobatan adalah pengakuan. Contoh kecil, semula saya perokok berat, beberapa kali saya mencoba untuk berhenti, tetapi hanya berhasil untuk hitungan bulan dan kambuh lagi dan lagi. Sampaii pada akhirnya tahun 2003, saya mengakui bahwa kebiasaan merokok adalah kebiasaan buruk dan merugikan anak isteri dan orang disekitar saya. Puji Tuhan esok setelahnya, Tuhan menolong saya dan hingga saat ini saya melupakannya.
Marilah kembali ke habitat sebagai makhluk ciptaan yang hidup disekitar hadirat Sang Khalik. Terserah bagaimana anda melakukannya, dengan berpuasa atau berpantang. Yang pokok adalah, fokus kita pada perubahan prilaku menjadi segambar dengan Kristus yang telah memberi teladan. Mulailah hari ini dan ulangi hingga hari ke 40, niscaya anda akan memiliki prilaku yang baru. Selamat mencoba. Selamat memasuki Pra Paskah. (has170209)
Masa Prapaskah adalah masa pertumbuhan jiwa kita. Kadang-kadang jiwa kita mengalami masa-masa kering di mana Sang Khalik terasa amat jauh. Saat itu kita tidak dapat mengalami pertumbuhan Iman, tetapi justru kekeringan dan kemerosotan kualitas hidup. Lihat pohon yang tumbuh di tepi aliran air, akan tetap segar sekalipun panas menyengat, karena dia dekat dengan sumber air. Demikian halnya kita saat dekat pada Sang Khalik. Karena pada hakekatnya sebagai ciptaan kita tidak dapat tumbuh bila jauh dari Sang Pencipta atau terlepas dari habitat yang seharusnya.
Masa Prapaskah akan mengubah jiwa kita yang kering. Masa Prapaskah juga membantu kita untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk, bila kita memahami dengan baik maknanya dan bukan hanya sekedar ritual tanpa makna. Contoh terbaik adalah saat Daud diperingatkan nabi Natan atas konspirasinya untuk menghabisi Uria demi Betsyeba. Daud “mengakui” kesalahannya dan berbalik dari kesalahannya. Awal dari sebuah pertobatan adalah pengakuan. Contoh kecil, semula saya perokok berat, beberapa kali saya mencoba untuk berhenti, tetapi hanya berhasil untuk hitungan bulan dan kambuh lagi dan lagi. Sampaii pada akhirnya tahun 2003, saya mengakui bahwa kebiasaan merokok adalah kebiasaan buruk dan merugikan anak isteri dan orang disekitar saya. Puji Tuhan esok setelahnya, Tuhan menolong saya dan hingga saat ini saya melupakannya.
Marilah kembali ke habitat sebagai makhluk ciptaan yang hidup disekitar hadirat Sang Khalik. Terserah bagaimana anda melakukannya, dengan berpuasa atau berpantang. Yang pokok adalah, fokus kita pada perubahan prilaku menjadi segambar dengan Kristus yang telah memberi teladan. Mulailah hari ini dan ulangi hingga hari ke 40, niscaya anda akan memiliki prilaku yang baru. Selamat mencoba. Selamat memasuki Pra Paskah. (has170209)