SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Minggu, 16 November 2008

KITAB SUCI HARTA YANG BERHARGA.

Nats : 2 Tim 3 : 15-17

Pendahuluan :
Disebuah desa di Eropa hiduplah seorang janda yang sangat miskin dan menderita. Suaminya telah meninggal beberapa tahun sebelumnya, dan anaknya laki-laki satu-satunya telah pindah ke Amerika, meninggalkan ibunya seorang diri di desa itu. Pada saat beberapa orang tetangganyamengetahui keadaannya yang sangat menyedihkan itu, mereka pun pergi untuk mengunjunginya. Ketika mereka menanyakan tentang anak laki-lakinya, dia pun menjawab, ” Oh, dia mendapatkan pekerjaan yang baik dan melakukan pekerjaannya itu dengan baik sekali.”
”Apakah dia tidak mengirimkan sesuatu apa[un untuk menolong engkau?” tanya seorang diantara mereka.
”Dia sangat sering mengirim surat untukku”, jawabnya, ”namun dia sama sekali tidak pernah mengirimkan uang padaku. Aku tahu bahwa dia mampu seandainya dia mau. Tetapi saat berkirim surat, biasanya dia menyertakan jega beberapa lembar kertas yang masih asing bagiku. Pada lembar kertas-kertas itu terdapat gambar dan angka-angka yang tidak berarti apa-apa bagiku. Hanya itulah yang dia kirimkan. Tetapi uang sama sekali tidak pernah!”.
”Bolekah aku melihat beberapa lembar dari kertas-kertas itu? Tanya salah seorang pengunjung itu. Ketika janda tersebut memperlihatkan lembar kertas itu, orang tersebut segera mengenalinya sebagai cek dalam jumlah lima puluh atau seratus dollar setiap lembarnya, yang sebenarnya cukup untuk memenuhi semua kebutuhan hidup janda itu, bahkan malah berkelebihan.
Injil memberitakan kepada kita tentang sengsara dan kematian Kristus. Bagi beberapa orang, Injil tidak berarti apa-apa sama sekali selain hanya sebagai lembaran-lembaran kertas yang dikirimkan dari tempat yang jauh. Karena mereka tidak memahaminya, akibatnya mereka hidup dalam kemiskinan rohani. Akan tetapi bagi kita yang memahami artinya, Injil memberikan kepada kita kekayaan yang tak terhitung nilainya.[1]
Peran Kitab Suci bagi Timotius
Timotius adalah seorang murid Paulus, ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. (Kis. 16:1). Sejak kecil ia sudah percaya kepada Tuhan Yesus, dan didik dengan baik didalam iman kepada Yesus pertama-tama oleh nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. (2Tim.1:5).
Sebagai seorang anak yang sejak kecil telah mengenal Firman Tuhan, melalui nenek dan ibunya, yang tidak memandang Kitab Suci sebagai lembaran-lembaran tanpa arti tetapi mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat dan menuntun dia kepada keselamatan kepada Kristus Yesus (2Tim3:15) dalam Bahasa Batak dikatakan na margogo pabisukkon ho, asa taruli di haluaon marhite-hite haporseaon di Kristus Jesus, buah pengenalan tersebut adalah Timotius dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium (Kis.16:2). Dalam bahasa Batak di Ulaon ni Apostel 16 :2 16:2 Denggan do baritana, dihatindangkon angka dongan na di Listra dohot Ikonium.
Timotius dikenal baik dalam bahasa aslinya (Yun) digunakan kata hemartureito yang berasal dari kata martureo atau yang sering kita kenal dengan marturia atau bersaksi, tetapi martureo berarti kata kerja memberi kesaksian, mengatakan baik atau membuktikan baik, artinya dalam Kis. 16:2 Timotius telah membuktikan bahwa ia baik baik dalam perbuatan maupun dalam kata-kata kepada saudara-saudar di Listra dan di Ikonium. Bahkan Paulus menyebutnya sebagai anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. (1Kor.4:17). (anakkonku, haholongan jala haposan ni rohangku marhitehite Tuhan i)
Kalau kita melihat bagaimana Timotius dapat menjadi orang yang baik dimata banyak orang, ternyata ada 3 pihak yang berperan :
1. Neneknya Lois (ompung)
Peran ompung nya Lois, ternyata sejak kecil Ompungnya sudah memperkenalkan Firman Allah kepada Lois. Bukan hanya itu, Ompungnya pasti juga telah memberikan contoh yang baik kepadanya baik dalam tindakan dan ucapan. Bagaimana dengan kita, utamanya etnis Batak, gelar ompung adalah kebanggaan karena kelahiran cucu akan menjadi pembawa nama. Kelahiran cucu (pahoppu) akan di rayakan secara meriah utamanya bila cucu pembawa nama (pahoppu panggoaran).
Pertanyaan kepada kita sebagai Ompung, apa yang kita ajarkan kepada mereka, apakah kita menyampaikan Firman Tuhan, atau justru tarombo yang pertama kali kita ajarkan kepada nya atau masalah parjambaron. Saya tidak mengatakan bahwa adat itu tidak perlu, tetapi seharusnya Firman Tuhan mendapat prioritas utama. Kemudian prilaku apa yang kita contohkan kepada mereka, apakah ketekunan kita untuk bersaat teduh setiap hari, atau ketekunan kita ke Lapo ?.
2. Ibunya Eunike
Ibu Timotius seorang Yahudi, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius dilahirkan dari keluarga campuran, tetapi ibunya sebagai seorang Yahudi ternyata telah memberikan pengajaran yang baik kepada Timotius, dapat dipastikan sekalipun Eunike seorang Yahudi, ternyata ia masih mendahulukan mengajarkan Firman Tuhan kepada Timotius dibandingkan dengan adat istiadat Yahudi mereka. Selain itu ibunya tentu memberikan contoh yang baik dalam perkataan dan tindakan, bukankah pepatah batak mengatakan dang dao tubu sian bonana? Pertanyaan bagi para orang tua, bukan saja ibu contoh apa yang telah engkau berikan kepada anak mu ? Pertengkaran kah atau damai sejahtera didalam rumah tangga.
3. Firman Tuhan
Segala tulisan atau setiap nas Alkitab yang diilhamkan (theopneustos) Allah memang bermanfaat untuk (2Tim 3 :16) :
(1) Mengajar
Untuk dapat mengajar maka kita harus mengetahui apa yang harus kita ajarkan, Paulus telah menasehatkan Timotius akan hal ini dengan mengatakan untuk bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci (Firman Tuhan), dalam membangun dan dalam mengajar. (1Tim4:13)
(2) Untuk menyatakan kesalahan
Kita yang hidup didalam Tuhan dapat menilai apa yang dilakukan oleh sesama kita, dengan tujuan untuk mengembalikan kepada Allah, maka Tuhan menasihatkan kita untuk mengigatkan mereka, "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. (Mat.18:15)

(3) Untuk memperbaiki kelakuan
Pertobatan bukanlah sebuah ritual atau upacara semata, pertobatan adalah pengakuan akan kesalahan dan keinginan yang kuat untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan tersebut, demikianlah yang dikritisi oleh Yohanes pembapis pada saat orang Farisi dan Saduki datang untuk dibaptis di sungai Yordan ia mengatakan. Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Mat.3:8).
(4) Untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Kebenaran disini menggunakan kata dikaiosune yang berarti perbuatan benar atau keadilan, kata yang sama digunkan dalam Rom. 14:17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Kata kebenaran adalah terjemahan dari dikaiosune. Artinya orang yang menerima Firman Allah sebagai kitab suci seharusnya didalam hidupnya menunjukkan prilaku yang adil. Adil dalam arti yang luas, adil terhadap diri sendiri, adil terhadap Tuhan dan Adil terhadap sesama. Adil artinya ada keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan kepentingan orang lain, ada keseimbangan antara waktu untuk diri sendiri dan waktu untuk Tuhan. Sulit memang, bahkan seolah tidak mungkin diwujud nyatakan, tetapi untunglah Tuhan tidak membiarkan kita seorang diri, jika kita didalam Roh Kudus maka kita akan dimampukan untuk melakukannya.
Penutup :
Kita akan dapat menjadi manusia kepunyaan Allah jika Firman Allah bagi kita bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran, bukan hanya sebagai lembar kertas-kertas yang terdapat gambar dan angka-angka yang tidak berarti apa-apa, seperti wanita janda memandang cek yang dikirimkan oleh anaknya. Seandainya dia mengetahui fungsi dan kegunaan cek itu, maka ia akan hidup dengan berkecukupan bahkan berkelimpahan, tetapi ketidak tahuannya membuat ia menderita bahkan bisa saja ia menganggap anaknya anak yang tidak baik.
Apa yang kita peroleh jika kita menjadi manusia kepunyaan Allah ? kita akan diperlengkapi untuk perbuatan baik (2Tim3:17). Dengan demikian seperti halnya Timotius, maka kita akan dikenal baik oleh orang-orang disekitar kita. Amin.
[1] Hariyono (penyunting), Sketsa Kehidupa – 78 Ilustrasi Terbaru, Yayasan Andi, Yogyakarta,1993. hal 3-4.
Disampaikan dalam Ibadah Minggu di GKPI Sari Rejo Medan 28 Oktober 2007

EIRENE SEBAGAI WASIT DIDALAM HATIMU

Oleh : P. Erianto Hasibuan

BEDSTON PERNIKAHAN KEL. SOEHARSONO PURWOKERTO- 26 DES 2007
Nats : Kol. 3 : 14-17

PENDAHULUAN :
Ibu Bapak dan saudara sekalian, bila kepada kita ditanya pada saat ini, dan secara khusu kepada pengantin berdua ditanyakan, jika ada 3 pilihan manakan yang akan kita pilih Harta, Sukses, atau Cinta. Untuk menguji jawaban kita masing-masing berikut sebuah cerita.
Pada suatu siang, dari balik jendela, seorang ibu melihat ada tiga orang tua berjanggut putih duduk termenung di halaman rumahnya. Dia segera keluar menghampiri mereka dan berkata, "Aku tidak mengenal kalian, tetapi aku kira kalian haus dan lapar, silakan masuk ke rumah kami." "Apakah suamimu ada di rumah?" tanya salah seorang dari mereka. "Tidak, dia masih bekerja." "Kalau begitu kami tidak bisa masuk, kami akan menunggu," jawabnya lagi.
Sore harinya ketika suarninya pulang, ibu itu menyampaikan kejadian yang dialaminya siang tadi. "Kalau mereka masih ada, panggil mereka ke dalam dan beritahu bahwa aku sudah pulang." kata si suami. Si ibu keluar menemui ketiga orang tua berjanggut putih tadi, memberitahu mereka bahwa suaminya telah pulang dan mempersilakan mereka untuk masuk ke rumah.
"Kami tidak bisa masuk bersama-sama," kata mereka serentak. "Mengapa demikian," tanya si ibu kebingungan. Salah satu dari orang tua itu berkata, "Dia bernama Harta," katanya sambil menunjuk kawannya yang berada di sebelah kirinya dan sambil menunjuk ke sebelah kanannya, "Dia Sukses, dan aku Cinta. Masuklah ke rumah dan rundingkan dengan suamimu siapa diantara kami yang akan kalian undang masuk."
Si Ibu kembali masuk ke dalam rumah dan menyampaikan kepada suaminya permintaan ketiga orang tersebut. Si Suami menjadi kegirangan dan berkata, "Kita undang saja si Harta, biar rumah kita dipenuhi dengan harta dan kita menjadi kaya."
"Mengapa bukan si Sukses saja?" tanya Ibu. Menantu mereka yang kebetulan mendengar percakapan tersebut segera keluar dari kamar dan berkata, "Sebaiknya kita undang Cinta saja, sehingga rumah kita nantinya penuh dengan cinta."
"Ya, itu lebih bagus," kata ayahnya ”Panggil si Cinta untuk menjadi tamu kita."
Si Ibu keluar menemui ketiga orang tua itu dan bertanya, "Siapa diantara kalian yang bernama Cinta akan menjadi tamu kami dan silakan masuk." Cinta berdiri dan berjalan menuju pintu masuk, yang lain segera berdiri juga dan mengikutinya. Dengan heran si ibu bertanya, "Aku hanya mengundang Cinta, mengapa kalian berdua ikut masuk." Ketiga orang tua itu menjawab bersama-sama: "Kalau kalian mengundang Harta atau Sukses, maka yang dua lainnya akan menunggu di luar, tetapi begitu kalian mengundang Cinta, kemana saja dia pergi kami selalu mengikutinya. Dimana ada Cinta, disitu selalu ada Harta dan Sukses."

Dalam Nats kita Kol. 3 : 14-17 kita akan membicarakan 2 hal yaitu Kasih (Agapen) dan Damai Sejahtera (Eirene).

KASIH (AGAPE) SEBAGAI PENGIKAT
Ilusterasi kita di atas menunjukkan bagaimana bila kita memiliki Cinta (baca Kasih) ternyata Harta dan Sukses akan mengikutinya. Bagaimana Alkitab melihat hal tersebut ? Bacaan kita Kol. 3:14 mengatakan 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Di atas semuanya itu dalam bacaan kita menunjuk pada ayat 12-13, bahwa karakter-karakter sebagai orang pilihan Allah, yang terpenting adalah Kasih (terjemahan dari Agapen) Kasih yang paling tinggi, kasih yang tidak tergantung pada objeknya. Seperti halnya Allah memberikan matahari, sinar matahari dapat dinikmati oleh siapa saja, tidak peduli dia baik atau jahat, itulah kasih agape. Tidak peduli orang baik atau jahat kepada kita, maka kita tetap mengasihinya. Karakter ini, tidak akan melihat kesalahan, tidak akan melihat kekurangan, tetapi KASIH tetaplah KASIH, jika kita sampai pada tahap ini,maka KASIH itu akan mendatangkan hal-hal lain yang baik, bukan hanya Harta dan Sukses seperti ilustrasi kita di atas.
Dalam suasana Natal seperti ini, kita pasti ingat dengan jelas, mengapa Yesus hadir kedunia ini, Alasannya yang utamna adalah Yoh. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kasih Allah itu tidak muncul karena kebaikan kita, atau pada saat kita telah menjadi baik, tetapi justru pada saat kita masih didalam dosa dan supaya kita tidak terus larut didalam Dosa, itulah yang membuat Yesus hadir untuk melepaskan kita dari kuasa kegelapan (skotos) dan memindahkan kita kedalam kerajaan anaknya (Kol.1: 13) supaya kita dapat disebut anak-anak terang (huios photos=orang-orang yang sudah mendapatkan pencerahan) (1Tes.5:5).
Kalau kita sudah dapat memahami KASIH ALLAH, maka kepada kitapun dituntut Kasih yang sama yaitu Kasih Agape untuk PENGIKAT yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kalau ibu bapak pernah melihat petani duku dalam mengepak duku tersebut untuk dikirim ke luar daerah, maka dalam memasukkan duku tersebut harus benar-benar memperhatikan besarnya duku, terutama duku terakhir disetiap baris, bila ukuran duku yang masukkan tidak cocok, maka duku tersebut tidak akan terikat erat, akhirnya akan ada ruang yang membuat duku tersebut bergerak, bila itu terjadi maka duku tersebut keseluruhannya akan rusak, karena saling bergesekan, tetapi bila duku tersebut ukurannya pas, maka seolah terikat erat hingga tidak terjadi kerusakan pada duku. Demikianlah dengan kasih, semakin erat ia sebagai pengikat, maka hubungan kita dengan sesama tidak akan mengalami kerusakan, tetapi jika kasih itu lemah sebagai pengikat maka hubungan kita dengan sesama dapat saja menjadi rusak.


DAMAI SEJAHTERA (EIRENE) KRISTUS SEBAGAI WASIT
Bacaan kita di ayat 15 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Damai sejahtera (Eirene) Kristus memerintah merupakan terjemahan dari brabeto atau berkuasa sebagai hakim atau wasit. Artinya ayat ini lebih baik bila kita terjemahkan demikian ”hendaklah Damai Sejahtera Kristus berkuasa sebagai wasit dalam hatimu ...”
Dalam menonton pertandingan sepak bola apa yang membuat kita nyaman dan asyik menikmati sebuah pertandingan tentu karena ada seorang wasit yang berkuasa penuh untuk menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan masing-asing pemain, bila dalam pertandingan tersebut tidak ada wasit, apa yang akan terjadi tentu bukan sebuah tontonan yang menarik, tetapi bisa saja perkelahian yang brutal dan tak terkontrol yang kadang kala masih kita saksikan di sepak bola di Indonesia. Demikain halnya dengan hati kita, Eirene (Damai Sejahtera dari Kristus) hendaknya berkuasa (penuh) sebagai wasit yang dapat mengendalikan hati dan pikiran kita dalam berucap dan bertingkah laku. Dengan demikian kita akan dapat tetap bersatu, berasatu dalam sebuah rumah tangga yang utuh, bersatu dalam satu persekutuan di sebuah blok, dan bersatu didalam satu jemaat bahkan Klasis bahkan Sinode yang tetap bersatu. Pertanyaan selanjutnya adalah, bagaimana hal itu dapat terealisir ? Ayat 16 menolong kita untuk menjawabnya.
Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.
Perkataan Kristus (yaitu Alkitab) harus selalu dibaca, dipelajari, direnungkan, dan didoakan sehingga diam didalam kita dengan segala kekayaannya. Bila ini menjadi pengalaman kita, maka pikiran, perkataan, perbuatan, dan motivasi kita akan dipengaruhi dan dikuasai oleh Kristus. Bukankah Paulus menuliskan dalam Roma 10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
Akhirnya kita dalat melihat bahwa Eirene Kristus dapat menjadi milik kita jika kita memiliki Iman yang timbul dari pendengaran akan Firman Kristus, dengan Iman itu kita dapat mewujudnyatakan ayat 17. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.
PENUTUP
Akhirnya bagaimana Pengantin yang baru ini kita hantarkan untuk menjalani kehidupan rumah tangganya yang baru dengan Damai Sejahtera dan juga pengantin lama seperti kita ini untuk melanjutkan kehidupan yang penuh damai sejahtera, Nats kita pada malam ini mengajarkan 2 hal :
1. KENAKANLAH KASIH AGAPE SEBAGAI PENGIKAT
Ingat akan buah duku, jangan biarkan ada ruang diantara kita yang memungkinkan kuasa kegelapan merusak hubungan kita, tetapi biarlah perpindahan kita dari kuasa kegelapan (skotos) kedalam kerajaan anaknya memperrat hubungan kita, menjadi anak-anak terang (huios photos)
2. HADIRKANLAH DAMAI SEJAHTERA (EIRENE) KRISTUS SEBAGAI WASIT
Ingat pertandingan sepak bola tanpa wasit akan kacau, demikian juga hati kita tanpa wasit akan kacau. Bagaimana Cara menghadirkan Eirene Kristus sebagai wasit, yaitu dengan : Alkitab harus selalu dibaca, dipelajari, direnungkan, dan didoakan sehingga diam didalam kita dengan segala kekayaannya. Pada akhirnya kita dapat mengatakan apapun yang kulakukan kulakukan didalam Iman didalam nama Tuhan Yesus Kristus.
Kiranya Eirene (Syalom) Natal hadir di hati kita pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga, blok lepas blok hingga akhirnya hadir di seluruh jemaat dimana kita bersekutu.

Gereja yang membutuhkan anda atau anda yang membutuhkan gereja ?

Oleh : P. Erianto Hasibuan [1]

Pengantar :
Kedatangan Pak Pdt. Ferry H bersama pemuda ke rumah pada Jum’at lalu (110507) membuat saya tidak sempat berfikir panjang untuk menyanggupi, kecuali dengan pertimbangan bahwa tidak baik menolak permintaan untuk melayani. Yang lebih membuat saya mengerutkan kening adalah karena saya diberikan cek kosong, alias tema suka-suka. Dengan situasi tersebut maka menjanjikan sebuah tulisan pun saya tidak berani. Untuk itu tulisan singkat kali ini semoga dimaklumi segala kekurangannya, sekalipun sesungguhnya penulis berkeinginan menyajikan yang terbaik.
Sebagai Gereja dengan azas Calvin, sudah seyogianya dalam membicarakan peranan kaum muda kita bercermin saja pada Yohanes Calvin, seorang yang sangat berdisiplin tinggi dan pada usia muda (26 Thn) menerbitkan edisi pertama Institutio : Pengajaran Agama Kristen, tahun 1535. Buku yang selanjutnya menjadi dasar pengajaran dan doktrin kaum Reformasi Calvin, termasuk GKI SUMUT. Calvin muda adalah seorang yang idealis, yang dengan nyata menolak ajakan Pdt. Willem Farel untuk menolongnya melayani jemaat di Jenewa. Penolakan Calvin didasarkan pada pendiriannya bahwa ia hanya mempunyai bakat dibidang karang mengarang saja, sehingga tidak berguna dalam praktek. Tetapi sejarah membuktikan, bahwa keteguhan hati Pdt. Willem Farel telah meluluhkan hati “keras” seorang Calvin bahkan ternyata ia telah berhasil dalam memimpin jemaat di Jenewa, bahkan ia mampu menciptakan sistim pemerintahan Kristokrasi yang sangat berdisiplin tinggi di Jenewa serta mengutamakan kehidupan yang dikuasai oleh Firman Tuhan, sekalipun disana sini masih terdapat kritikan terhadapnya.
Semula Calvin bisa jadi merasa, bahwa gereja lah yang membutuhkannya (setidaknya melalui pengakuannya bahwa ia tidak berbakat di lapangan), tetapi dalam perjalanan selanjutnya, sekalipun ia sempat diasingkan tetapi pada akhirnya dia kembali ke jemaatnya. Pada titik ini mungkin dapat kita katakan bahwa justru Calvin yang membutuhkan gereja.
Bagaimana dengan kaum muda saat ini, apakah anda merasa bahwa Gereja yang membutuhkan anda atau justru anda yang membutuhkan Gereja ?
Sebagai bahan referensi dalam mendiskusikan hal tersebut, berikut disajikan sebagaian dari bukunya Rick Warren, yang berjudul The Purpose Driven Life [2], yang mengemukakan bahwa ada 6 alasan mengapa anda membutuhkan Gereja dan keluarga gereja, yaitu :
1. Sebuah keluarga gereja menunjukkan bahwa anda adalah sungguh- sungguh orang percaya.
Saya tidak bisa menyatakan diri sebagai pengikut Kristus jika saya tidak terikat pada satu kelompok murid tertentu. Yesus berfirman,
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35)

Bila kita bersatu di dalam kasih sebagai sebuah keluarga gereja dari latar belakang, ras dan status sosial yang berbeda, hal tersebut merupakan kesaksian yang sangat kuat bagi dunia (Galatia 3:28; lihat juga Yohanes 17:21). Anda bukanlah tubuh Kristus secara sendirian. Anda membutuhkan orang lain untuk menyatakannnya. Bersama-sama, bukan terpisah, kita merupakan tubuh-Nya (1Korintus 12:27).
2. Sebuah keluarga gereja mengeluarkan Anda dari keterasingan yang mementingkan diri sendiri.
Gereja lokal merupakan ruang kelas untuk belajar bagaimana bergaul dengan baik di dalam keluarga Allah. Gereja merupakan laboratorium untuk menerapkan kasih yang penuh perhatian dan tidak mementingkan diri sendiri. Sebagai anggota yang aktif anda belajar untuk memperhatikan orang lain dan ikut merasakan pengalaman orang lain:
"Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita." (1Korintus 12:26)

Hanya di dalam hubungan yang terus menerus dengan orang-orang percaya yang biasa dan yang tidak sempurna, kita bisa mengenal persekutuan yang sesungguhnya dan mengalami kebenaran Perjanjian Baru tentang saling berhubungan dan saling bergantung (Efesus 4:16; Roma 12:4-5; Kolose 2:19; 1Korintus 12:25).
Persekutuan yang Alkitabiah berarti menimbulkan satu ikatan satu dengan yang lain seperti kita terikat dengan Yesus Kristus. Allah mengharapkan agar kita memberikan hidup kita satu kepada yang lain. Banyak orang Kristen yang mengetahui Yohanes 3:16 tidak menyadari akan 1Yohanes 3:16:
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita."
Inilah jenis kasih yang berkorban yang Allah ingin anda tunjukkan kepada orang-orang percaya lainnya, yaitu suatu kesediaan untuk mengasihi mereka dengan cara yang sama seperti Yesus mengasihi anda.
3. Sebuah keluarga gereja membantu anda mengembangkan otot-otot rohani.Anda tidak akan pernah bertumbuh menuju kedewasaan hanya dengan menghadiri ibadah dan menjadi penonton yang pasif. Hanya keikutsertaan dalam kehidupan penuh dari gereja lokallah yang akan membangun otot rohani. Alkitab berkata, Efesus 4:16b
"Setiap anggota tubuh melakukan pekerjaannya masing-masing dan itu membuat seluruh tubuh bertumbuh dan menjadi kuat dengan kasih (VMD) Ketika masing-masing bagian melakukan pekerjaan khususnya, ia akan menolong bagian lainnya untuk bertumbuh, sehingga seluruh tubuh sehat dan bertumbuh dan penuh dengan kasih." (NLT))
Lebih dari lima puluh kali di dalam Perjanjian Baru frasa "saling" atau "seorang akan yang lain" digunakan. Kita diperintahkan untuk mengasihi seorang akan yang lain, saling mendoakan, saling menguatkan, saling menasihati, memberi salam seorang kepada yang lain, melayani seorang akan yang lain, mengajar seorang akan yang lain, saling menerima, saling hormat, bertolong-tolongan menanggung beban, saling mengampuni, merendahkan diri seorang kepada yang lain, dan mengerjakan banyak tugas bersama lainnya. Inilah keanggotaan menurut Alkitab! Inilah "tanggung jawab keluarga" anda yang Allah harapkan untuk anda penuhi melalui persekutuan lokal. Bersama siapa anda melakukan hal-hal ini?
Mungkin terasa lebih mudah untuk menjadi suci ketika tidak ada orang lain di sekeliling yang akan menganggu kesenangan- kesenangan anda, tetapi itu adalah kesucian yang palsu dan tidak teruji. Keterasingan menghasilkan kebohongan; mudah untuk membodohi diri kita sendiri dengan mengira bahwa kita menjadi dewasa jika tidak ada seorang pun yang menantang kita. Kedewasaan yang sejati muncul dalam hubungan.
Kita tidak hanya membutuhkan Alkitab untuk bertumbuh; kita memerlukan orang-orang percaya lainnya. Kita bertumbuh lebih cepat dan kuat dengan saling belajar dan saling bertanggung jawab. Ketika orang lain membagikan apa yang Allah ajarkan pada mereka, saya juga belajar dan bertumbuh.
4. Tubuh Kristus membutuhkan anda
Allah memiliki peran yang unik untuk anda mainkan di dalam keluarga-Nya. Inilah yang disebut "pelayanan" anda, dan Allah telah memberi anda karunia untuk tugas ini:
"Karunia rohani diberikan kepada setiap kita sebagai alat untuk menolong seluruh gereja." (1Korintus 12:7)
Persekutuan lokal anda adalah tempat yang Allah rancang bagi anda untuk menemukan, mengembangkan dan memakai karunia-karunia anda. Anda juga mungkin memiliki pelayanan yang lebih luas, tetapi hal tersebut hanya merupakan tambahan untuk pelayanan anda dalam tubuh lokal. Yesus tidak berjanji untuk membangun pelayanan anda; Dia berjanji untuk membangun Gereja-Nya.

5. Anda akan ambil bagian dalam misi Kristus di dunia.
Pada saat Yesus hidup di bumi, Allah bekerja melalui tubuh jasmani Kristus; sekarang Dia menggunakan tubuh rohani-Nya. Gereja adalah alat Allah di bumi. Kita bukan hanya harus meneladani kasih Allah dengan saling mengasihi; kita harus membawa kasih Allah bersama-sama bagi seluruh dunia ini. Ini merupakan hak istimewa yang luar biasa yang telah diberikan kepada kita semua. Sebagai anggota Tubuh Kristus, kita merupakan tangan-Nya, kaki-Nya, mata-Nya, dan hati-Nya. Dia bekerja melalui kita di dunia. Kita masing-masing memiliki bagian untuk dilakukan. Paulus memberi tahu kita,
"Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya." (Efesus 2:10)
6. Sebuah keluarga gereja akan membantu menjaga anda dari kemunduran.Tidak seorang pun dari kita kebal terhadap pencobaan. Dalam situasi yang tepat, saya dan anda bisa berbuat dosa apa saja. Allah mengetahui hal ini, sehingga Dia memberi kita tanggung jawab sebagai individu untuk saling menjaga agar tetap berada di jalur (1Korintus 10:12; Yeremia 17:9; 1Timotius 1:19). Alkitab berkata,
"Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari ... supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa." (Ibrani 3:13)
"Uruslah urusanmu sendiri" bukanlah frasa kristiani. Kita dipanggil dan diperintahkan untuk terlibat dalam kehidupan orang percaya lainnya. Jika Anda mengetahui seseorang sedang menyimpang secara rohani sekarang, menjadi tanggung jawab Anda untuk pergi kepada mereka dan membawa mereka kembali ke dalam persekutuan. Yakobus memberi tahu kita, (Yak. 5:19)
"Saudara-saudara, seandainya salah satu dari kamu tidak lagi setia kepada kebenaran, biarlah orang lain membuatnya insyaf dan kembali kepada kebenaran (VMD) Jika kamu mengetahui orang-orang yang telah menyimpang dari kebenaran Allah, janganlah menolak mereka. Pergilah kepada mereka. Bawalah mereka kembali." (Msg)
Manfaat lain dari gereja lokal adalah bahwa gereja lokal tersebut juga menyediakan perlindungan rohani dari pemimpin-pemimpin yang saleh. Allah memberi para gembala tanggung jawab untuk menjaga, melindungi, mempertahankan dan memperhatikan kesejahteraan rohani dari kawanan domba-Nya (Kisah Para Rasul 20:28-29; 1Petrus 5:1-4; Ibrani 13:7,Ibrani 13:17). Kita diberi tahu,
"Sebab mereka selalu memperhatikan jiwamu, dan mereka harus bertanggung jawab kepada Allah." (Ibrani 13:17 (BIS))
Iblis menyukai orang-orang percaya yang mundur, yang memisahkan diri dari kehidupan Tubuh, terpisah dari keluarga Allah, dan tidak lagi di bawah tanggung jawab pemimpin-pemimpin rohani, karena Iblis tahu mereka tidak memiliki pertahanan dan tidak berdaya melawan taktiknya.
Pandangan Sekular :
Sekedar memberikan pandangan lebih lanjut berikut disajikan secara singkat pandangan David Clarence McClelland (191727 Maret 1998) mengatakan bahwa kebutuhan individu diperoleh dari waktu ke waktu dan dibentuk melalui pengalaman hidup seseorang. Sebagian besar dari kebutuhan ini dapat dikelompokkan menjadi prestasi, afiliasi dan kekuasaan. Keefektifan seseorang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dipengaruhi oleh ketiga kebutuhan tersebut. Teori McClelland kadang-kadang di katakan sebagai teori tiga kebutuhan atau sebagai teori kebutuhan yang dipelajari (learned needs theory).
Sesuai dengan namanya teori kebutuhan yang dipelajari, maka teori ini pada awalnya didasari pada kenyataan bahwa para sarjana yang memiliki prestasi tinggi di kampus tidak selamanya dapat menunjukkan prestasi yang tinggi didalam pekerjaan. Atas dasar tersebut dilakukan penelitian terhadap para pekerja yang sukses, dan mengapa mereka dapat sukses dalam pekerjaannya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka diperoleh karakteristik yang ditunjukkan oleh individu dengan kinerja yang menonjol. Karakteristik tersebut mungkin juga dimiliki oleh mereka yang tidak berprestasi menonjol, tetapi pada mereka yang berprestasi menonjol, karakteristik tersebut lebih sering ditunjukkan dan diberbagai situasi dengan hasil yang lebih baik. Hal tersebut dikenal dengan istilah Kompetensi.

Penutup :
Tulisan singkat di atas diharapkan dapat menggiring kita untuk mendiskusikan lebih lanjut bagaimana pandangan kita mengenai hubungan Kaum muda dengan Gereja. Yang pokok yang diharapkan penulis dari diskusi ini adalah bagaimana kaum muda memahami keberadaannya di tempat ini, apakah keberadaannya di tempat ini akan membawa manfaat baginya secara rohani demikian juga kaitannya dengan pencapaian cita-citanya untuk di masa depan.
Berdasarkan hal di atas mari kita diskusikan menurut pandangan anda, apakah anda merasa bahwa Gereja yang membutuhkan anda atau justru anda yang membutuhkan Gereja ? Jawaban tentunya disertai dengan argumentasi yang mendukung baik melalui Firman Tuhan maupun menurut pandangan Sekular.

Referensi :
Berkhof, H (disadur untuk Indonesia oleh I.H.Enklaar) Sejarah gereja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2004.
Curtis, A. Kenneth, The 100 Most Important Events in Christian History, Ing H. Revell, Michigan, 1991. Edisi Terjemahan oleh BPK Genung Mulia, Jakarta, 2006
Gibson, James L. Organizations : behavior, structure, processes, 9thed. Richard D. Irwin, 1997.
Warren, Rick, The Purpose Driven Life, EdisiTerjemahan oleh Gandum Mas, Malang, 2004.
[1] Disampaikan pada acara Reatreat Komisi Pemuda GKI Sumut Tanjung Rejo di Taman Dewi pada 13 Mei 2007.
[2] Warren, Rick, The Purpose Driven Life, EdisiTerjemahan oleh Gandum Mas, Malang, 2004. hal. 148-151.