SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Minggu, 20 Februari 2011

Di halaman berapa sih ?

Dalam sebuah percakapan di rumah sakit, beberapa waktu yang lalu, aku tertegun mendengarkan cerita seorang saudara. Ia menceritakan saat beberapa tahun yang lalu ia di PHK dari pekerjaannya. Bagi keluarganya, peristiwa itu adalah peristiwa yang paling menyakitkan dan niscaya tak terlupakan. Rasa pemberontakan begitu kuat, kepada perusahaan maupun kepada Tuhan. Seolah mereka tak percaya mengapa Tuhan mengijinkan semua itu terjadi.

Tak lama berselang, sebuah perusahaan dalam skala yang lebih besar mempekerjakan yang bersangkutan. Belum lama bekerja di tempat itu, ia harus di rawat di rumah sakit. Penyakit yang dideritanya memerlukan perawatan yang intensive dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ditengah-tengah sakit penyakit yang dideritanya, saudara tersebut bersaksi : “akhirnya kami memahami kebaikan Tuhan, tidak ada orang yang berharap sakit, namun bila peristiwa ini terjadi dan saya masih di tempat kerja yang lama, saya tidak bisa membayangkan bagaimana menyelesaikan semua biaya ini”.

Saudaraku, hidup ini dapat di ibaratkan dengan membaca sebuah buku yang berisi 100 halaman. Kala kita sampai pada halaman 45, kita kerap bertetiak dan memberontak atas jalan cerita yang kita dapatkan. Kita sesungguhnya tidak mengetahui bagaimana halaman selanjutnya, tetapi kita telah memberontak dan mengeluh, sedang Sang Khalik bahkan telah mengetahui hingga halaman 100.

Mari lebih peka memahami rancangan Tuhan, bukankah Paulus menuliskan “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Rom. 8:28). Untuk itu mari menjadi orang yang mengasihi Dia. Karena orang yang mengasihi tidak pernah ragu dan berprasangka buruk terhadap rancangan yang dikasihinya. (has20022010).

Rabu, 09 Februari 2011

Acara Diskusi Sabda

1. Nyanyian Pembukaan


God Will Take Care of You (KJ. 438) Civilia D. Martin

do = bes (6 ketuk)

1. Be not dismayed whate'er betide,

God will take care of you;

beneath His wings of love abide,

God will take care of you 3. All you may need He will provide,

God will take care of you;

nothing you ask will be denied,

God will take care of you.

Ref. God will take care of you,

through every day, o'er all the way;

he will take care of you,

God will take care of you.

2. Doa Pembukaan

3. Doa Pembacaan Firman

4. Pembacaan Nats : 2 Tesalonika 2 :13-17

5. Diskusi dan Kesimpulan

6. Lagu KJ. 278 Bila Sangkakala Menggegap

do = g (3 ketuk)

1. Bila sangkakala menggegap dan zaman berhenti,

fajar baru yang abadi merekah;

bila nanti dibacakan nama orang tertebus,

pada saat itu aku pun serta.

2 Bila orang yang telah meninggal dalam Tuhannya

dibangkitkan pada pagi mulia

dan berkumpul dalam rumah yang lestari dan megah,

pada saat itu aku pun serta.



Ref. Bila nama dibacakan,

bila nama dibacakan,

bila nama dibacakan,

pada saat itu aku pun serta.

7. Doa Penutup



Selamatkah Saya ?

Bacaan : 2 Tesalonika 2 :13-17

Tujuan : Mendiskusikan makna “dipilih sejak semula untuk diselamatkan”.

Pengantar

Andaikan kepada anda ditanyakan : Apakah anda akan selamat ?, sudah barang tentu jawabannya akan relatif seragam, tetapi jika ditanyakan sejak kapan anda diselamatkan ? (atau setidaknya merasa diselamatkan) jawabannya bisa jadi akan sangat beragam.

Di dalam kekristenan, kita mengamini bahwa Yesus Kristus memberikan janji keselamatan yang kekal. Janji keselamatan ini bukan hanya untuk kehidupan kita saat ini di sini, tetapi juga pada kehidupan kita nanti, di sana saat kedatangan Nya. Bagaimana kita mendapatkan keselamatan itu ? Sebagaian orang mungkin beranggapan bahwa keselamatan diperoleh karena usaha mereka, dan sebagian lagi beranggapan bahwa itu sudah menjadi takdir.

Keselamatan yang kita peroleh sesungguhnya adalah sebuah anugerah atau dengan kata lain GRATIS, karena tidak ada sesuatupun perbuatan baik yang telah kita lakukan hingga kita berhak dan layak untuk diselamatkan. Namun demikian keselamatan yang dari Allah ini, tidaklah kita terima secara otomatis, tetapi memerlukan respon dari kita.

Keselamatan tidak berjalan secara otomatis dalam kehidupan kita, hingga kita beranggapan bahwa apa yang kita perbuat tidaklah berkaitan dengan keselamatan tersebut. Pandangan ini mengingatkan kita pada paham Gnostik yang berusaha mencari keselamatan dengan pengetahuan yang pada akhirnya adalah kesatuan jiwa dengan Tuhan. Paham ini meyakini bahwa perbuatan tidak berkaitan dengan keselamatan sepanjang telah tercapai kesatuan jiwa dengan Tuhan. Paham ini jelas merupakan paham yang tidak bertanggung jawab, sebab dengan diselamatkan dari dosa, kita mempunyai konsekuensi untuk hidup dengan pola hidup sesuai dengan keselamatan tersebut. Kita diselamatkan bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan untuk melakukan apa yang KUDUS dan yang berkenan dengan ALLAH. Sehingga dengan pola hidup kita, Nama TUHAN dipermuliakan dan makin banyak orang yang diselamatkan.

Jemaat Tesalonika

Jemaat di Tesalonika sedang menghadapi maraknya ajaran tentang hari Tuhan yang telah dekat. Ajaran ini bahkan telah mengajak orang untuk tidak bekerja karena hari Tuhan yang sudah dekat. Tetapi penantian ini berujung pada kekecewaan, sebab apa yang mereka nantikan tidak kunjung datang. Keadaan ini mengakibatkan kegelisahan dan ketidakpastian yang juga dialami oleh jemaat di Tesalonika. Ditengah kebingungan jemaat Tesalonika tersebut Paulus menuliskan suratnya.

Bacaan kita ayat 13-17 menggambarkan orang-orang yang tetap memegang kepercayaannya kepada Allah ditengah situasi lingkungan yang percaya pada tanda-tanda ajaib yang palsu (1-12) yang berakhir pada penghukuman.

Paulus mengucap syukur atas jemaat Tesalonika yang oleh karya Allah sejak semula telah memilih mereka (jemaat Tesalonika) untuk diselamatkan. Dari mulanya diselamatkan dalam bahasa aslinya digunakan kata aparkhe (buah sulung) yang berarti orang pertama (13). Apakah ini berarti bahwa Allah pilih kasih ? atau pilihan Allah bersifat eksklusif ? Sama sekali tidak, karya penyelamatan Allah bersifat universal namun tidak bersifat otomatis dalam arti manusia bagaikan robot yang tinggal mengikuti kemauan Allah yang berencana menyelamatkannya. Allah memang memiliki otoritas atas kehidupan manusia, tetapi hal itu tidak meniadakan respon manusia. Sekalipun Tuhan berinisiatif menyelamatkan seluruh umat manusia, tetapi hal itu akan menjadi sia-sia jika manusia menolaknya.

Jadi bukannya Allah peduli hanya pada segelintir orang, tetapi inisiatif Allah ini juga bergantung pada respon manusia, yaitu respon untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai (13b). Dan ini menunjukkan tidak semua orang memilih untuk percaya terhadap berita keselamatan ini, dengan kesadarannya banyak orang yang menolak untuk percaya, yang berarti menolak untuk diselamatkan, menolak dipulihkan hubungannya dengan Allah.

Maka bagi orang percaya, pertanyaannya bukan lagi apakah aku terpilih? Tetapi apakah aku percaya, beriman kepada Yesus Kristus yang menganugerahkan keselamatan itu? Sebab orang percaya adalah orang yang terpilih dan wujud keterpilihan itu adalah IMAN DAN PERBUATAN (16-17).



Pertanyaan Diskusi :

1. Bagaimana menurut anda pemahaman “Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan” apakah berbeda atau sama dengan pemahaman akan “Takdir” ? Beri penjelasan
2. Apakah anda sudah diselamatkan ? Bagaimana merespon keselamatan itu dalam kehidupan anda sehari-hari , seberapa jauh hal itu mempengaruhi anda dalam bersikap ?

Bacaan : Lentera Umat Edisi 01
Dijadwalkan akan disampaikan pada acara PA Bapekris PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Kantor Pusat Gedung Menara BTN Jumat, 12 Februari 2011. Pkl. 11.30-13.00 wib.