SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Kamis, 13 Desember 2007

SUARA PERTOBATAN

Oleh : P. Erianto Hasibuan

Nats : YEREMIA 8 : 4-7

PENDAHULUAN :
Yeremia, yang dipanggil kira-kira pada tahun 626 SM, yaitu pada era pemerintahan Raja Yosia (637-608 SM), Ia mulai muncul dengan kecaman terhadap bangsanya yang jatuh ke dalam dosa sinkretisme. Rupa-rupanya dia berhasil dengan kecaman itu, sebab sesudah empat tahun, timbullah Reformasi Deuteronomistis (tahun 622 SM.)
Tetapi kesetiaan tersebut tidak berlangsung lama, karena pada tahun 612 SM. Niniwe (Asyur), yang pada waktu itu sudah sangat lemah, terancam jatuh oleh Babylon yang muncul menjadi negara yang kuat. Firaun Nekho dari Mesir telah melihat bahaya itu, sehingga ia mau membantu Asyur. Dengan angkatan perangnya ia bergerak melalui daerah-daerah Yehuda menuju Asyur. Akan tetapi raja Yosia, yang menghendaki sikap netral negaranya, tidak senang melihat daerahnya dimasuki pasukan-pasukan asing. Karena itu dia bersama tentaranya menghadang Firaun Nekho di Megido. Terjadilah pertempuran dan Yosia ditewaskan. Kemudian Firaun Nekho mengangkat Yoyakim menjadi raja Yehuda. Yoyakim menjadi raja taklukan Nekho. Reformasi Deuteronomistis itu dilanggar, sehingga timbullah lagi sinkretisme di Yehuda. Pada saat inilah Yeremia muncul kembali dengan kecaman kecamannya yang keras terhadap Yoyakim. Karena itu Yoyakim marah dan memenjarakan Yeremia.
Pada tahun 605 SM Firaun Nekho dikalahkan oleh Nebukadnezar di dekat Karkhemis. Dengan demikian terbukalah jalan bagi Babylon untuk menguasai seluruh Timur Tengah kuno pada masa itu. Pada masa ini Yeremia menubuatkan bahwa Yehuda akan dihancurkan oleh Babylon, pada saat itu Yehuda berada dalam keadaan politis yang sangat berbahaya. Pemberitaannya ini membuat ia makin dibenci oleh bangsanya, terutama oleh Yoyakim. Pada masa inilah Yeremia mendiktekan segala nubuatnya kepada Barukh, dan menyuruh Barukh membacakan semua nubuat itu kepada semua orang yang datang ke Bait Allah. Yoyakim marah sekali, setelah membaca gulungan-gulungan nubuat Yeremia itu, makanya ia membakarnya habis. Tetapi kemudian Barukh mulai menulis semua nubuat itu lagi. Dan inilah yang menjadi dasar bagi kitab Yeremia yang kita kenal sekarang ini.

KEJAHATAN YEHUDA
Dosa apa saja yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda, tidak hanya dilakukan oleh bangsa itu, tetapi juga oleh para pemimpin dan para imam, bahkan dosa itu justru di awali oleh para imam dan pemimpin. Dosa tersebut diuraikan sbb :
Kejahatan para Imam (Pemimpin) :
1. Para Imam tidak lagi mencari Tuhan (Yer.2:8)
2. Mengajarkan kedamaian yang palsu (Yer.5:12)
3. Para imam dan nabi mencari keuntunga duniawi (Yer.6:13)
Kejahatan Rakyat/Bangsa itu (Kolektif) :
1. Menukar Allah dengan allah (illah) lain (Yer.2:11)
2. Membunuh, Berzinah , Bersumpah Palsu, membakar korban kepada Baal (Yer.7:9)
3. Mereka mendirikan bukit-bukit pengorbanan Tofet di lembah Ben-Hinom untuk membakar anak-anaknya laki-laki dan perempuan, suatu hal yang tidak pernah Kuperintahkan dan yang tidak pernah timbul dalam hati-Ku. (Yer 7:31)

SUARA PERTOBATAN
Sedemikian dalamnya dosa dan orang Yehuda, bahkan sesuatu yang tidak pernah timbul didalam hati Tuhan sekalipun telah mereka lakukan. Allah memakai Yeremia untuk mengingatkan orang-orang Yehuda untuk mau meninggalankan dosa-dosanya menunjukkan Kasih Allah yang besar.
Bagaimana Kasih Allah tersebut diwujudkan dalam suara panggilan yang disuarakan Yeremia untuk bertobat :
Ayat (4) Apabila orang jatuh, masakan ia tidak bangun kembali ? Apabila orang berpaling, masakan ia tidak kembali ?
Ayat (5) Mengapakah bangsa ini berpaling, berpaling terus menerus ? Mereka berpegang pada tipu, mereka menolak untuk kembali.
Ayat (6b) Tidak ada yang menyesal karena kejahatannya … Sambil berlari semua mereka berpaling, …
Keseluruhan Ayat ini menunjukkan bahwa Allah tidak mempersoalkan berapa kali orang tersebut jatuh, atau kepada siapa mereka berpaling, tetapi yang dipertanyakan Allah adalah, tidak kah mereka mengingat siapa mereka sesungguhnya ? bangsa yang telah dibebaskan Allah dari perbudakan Mesir, masakan mereka akan terus jatuh ? Masakan mereka terus berpaling ?

Suara ini juga datang kepada kita hari ini, Allah memanggil anda, memanggil saya secara pribadi lepas pribadi, keluarga lepas keluarga, gereja lepas gereja bahkan memanggil kita sebagai bangsa untuk KEMBALI, tidak perduli SEBERAPA BESAR KESALAHAN DAN KETIDAK SETIAAN yang anda sudah lakukan, yang penting bagi Tuhan adalah ANDA MAU KEMBALI KEPADNYA.
Suara ini juga datang kepada saya, sebagai abdi Allah, ibu Bapak sebagai Majelis, Ibu Bapak sebagai Ibu dan Bapak didalam keluarga, yang dipercayakan Tuhan untuk menyampaikan kebenaran Firman Tuhan. Masikah kita senantiasa memperbincangkan-nya sebagaimana perintah Allah kepada Yosua ”Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati ... (Yos..1:8a) atau masikah kita bertekun dalam membaca kitab suci seperti yang permintaan Paulus kepada Timotius ? Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar. (1 Tim 4:13)
Atau kita sudah lebih suka memperbincangkan hal-hal lain yang pada akhirnya itu akan memberi keuntungan bagi kita pribadi lepas pribadi ?. Andai kita tidak lagi bersedia untuk MENYUARAKAN SUARA PERTOBATAN bagaimana mungkin mereka yang larut dalam dosa akan kembali ?
Karena bulan ini, adalah bulan Oktober adalah bulan reformasi, tepatnya tanggal 31 Oktober 1517, yaitu saat Martin Luther menempelkan 95 dalilnya di Wittenberg (Jerman) yang dikenal dengan Indulgensia (indalgensia), maka perlu bagi kita juga mengenang apa yang sudah dilakukan Nommensen, seorang penginjil yang berhasil membawa orang batak kepada Yesus. Ada dua kisah menyangkut pertobatan yang dialami Nommensen yang berkaitan dengan Nats kita hari ini yang akan saya kutip. Pertama adala Raja Panggalamei, adalah seorang raja yang mengepalai beberapa desa di dekat Gunung Martimbang, hidup bagai pengembara di desa terpencil dipegunungan. Nama raja Panggalamei menjadi sangat terkenal bahkan diseantero eropa karena dia dan kelompokknya yang membunuh Manson dan Lyman, pada tahun 1834 ketika Nommensen di lahirkan. Berita pembunuhan tersebut telah menjadi bahan bagi penjajah Belanda saat itu untuk mendiskreditkan bangsa Batak sebagai manusia Kanibal.
Nommensen sudah sejak lama berniat untuk mengajak Panggalamei untuk bertobat, hingga akhirnya dengan bersusah payah ia pergi ke daerah perbukitan didesa barat Gunung Martimbang yang bernama Sisangkak, desa lobu Pining . Disitu ia bertemu dengan Panggalamei, tetapi ia sangat ketakutan karena ia beranggapan bahwa Nommensen adalh hantu dari Lyman. Dengan lembut Nommensen memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatanghannya : ”Sudah sejak lama saya ingin bertemu dengan anda. Berita tentang kematian Lyman dan Munson begitu menggema di eropa. Saya mau mengajak anda untuk bertobat dan mempercayai Yesus Kristus, itu tujuan kedatangan kami, kami tidak bermaksud balas dendam kepada bapak, percayalah.”
Tetapi karena Panngalamei telah diliputi rasa takut dan bersalah, maka ia dengan alasan untuk memanggil isterinya di ladang untuk membuat minim kemudain melarikan diri. Dua orang anaknya yang masih kecil menangis karena ditinggalkan ayahnya begitu saja. Nommensen menyuruh orang untuk memanggilnya ke hutan dan menyampaikan bahwa kedatangannya bukan untuk membunuh tetapi membawa Firman Tuhan. Kemudian pada sore harinya dua oranga utusan Panggalamei datang dan menyampaikan bahwa ia tidak mau datang dan supaya Nommensen dan rombongannya segera pergi. Nommensen mengetahui bahwa dua orang pembawa pesan itu adalah anak Panggalamei. Malam itu Nommensen menginap di rumah Panggalamei, dan meliha ada seorang yang terpasung yaitu si Lumba, ia terpasung karena orang tuanya tidak sanggup membayar hutang kepada raja Panggalamei, Nommensen lalu membebaskan si Lumba. Pada esok harinya Nommensen membawa si Lumba bersamanya dan memberi pesan kepada anak Panggalamei, bahwa ayahnya boleh datang ke Sahitnihuta untuk mengambil uang tebisan si Lumba. Berita pembebasan si Lumba begitu cepat tersebar. Beberapa waktu kemudian Panggalamei datang ke Sahitnihuta untuk meminta uang tebusan, kemudian Nommensen menanyakan, mengapa mereka membunuh misionaris tersebut. Dengan rasa takut Panggalamei mengatakan bahwa bukan dia yang membunuhnya tetapi anak buahnya. Nommensen kembali menjelaskan maksud kedatangannya kala itu dan kembali mengajak Panggalamei untuk bertobat, pada akhirnya Panggalamei tetap menolak. Pada hari tuanya Panggalamei disambar petir, hingga badanya mati sebelah, pada hari tuanya hingga akhirnya ia lebih banyak terbaring ditempat tidur yang lusuh hingga akhir hayatnya.

Kedua :
Pada saat penginjilan Nommensen di Tanah Batak mulai menunjukkan hasil, banyak pihak yang mencoba menyakiti dia. Satu diantaranya adalah Raja Panalungkap datang ke rumah Nommensen di Silindung dan pura-pura meminta api ke dapur untuk menyalakan api rokoknya. Si Jamalayu pembantu Nommensen sedang asyik menggaduk bubur buat makan Nommensen, lalu Panalungkap mengatakan bahwa Jamalayu dipanggil tuannya. Saat Jamalayu keruang depan maka Palalungkap memasukkan racun kedalam bubur yang sedang dimasak. Setelah diamakan oleh Nomensen ternyata tidak terjadi apa-apa, tetapi sisa bubur dimakan anjing, langsung membuat anjing itu menggelepar dan mati. Karena penasaran Nomensen tidak mati, Panalungkap mengikuti ibadah yang dilakukan Nommensen dan mendengar kotbahnya, dengan maksud untuk melihat reaksi rahcun tersebut. Tetapi Nomensen justru tambah sehat dan segar. Pada akhirnya Panalungkap mendengar dalam kotbah Nommensen mengatakan ”Kita harus saling mengasihi dengan sepenuh hati karena kita sama-sama anak Tuhan . Jangan mambalaskan perbuatan yang jahat tetapi doakan agar seseorang yang bebuat jahat menjadipengikut Tuhan.”
Setelah berfikir, dan diliputi rasa takut, raja Panalungkap akhirnya menjumpai Nommensen, ”apakah yang tuan katakan dalam kotbah di Gereja akan tuan lakukan, yaitu memafkan orang yang akan membunuh kita misalnya?” kata Panalungkap. ”Oi..ya” kata Nommensen. Kemudian Panalungkap minta ampun, minta dimaafkan dan berkata ” Beberapa kali aku menyuruh orang untuk membunuh tuan selalu gagal. Akhirnya aku sendiri yang mau melakukannya dengan memasukkan racun ke dalam bubur tuan yang sedang dimasak si Jamalau. Aku heran, tuan tidak mati, tapi anjing tuan yang memakan sebagian dari bubur itu langsung mati menggelepar”.
Nommensen menjawab ”Kau rupanya yang meracun anjingku itu dan mau membuhuhku, Ya?” jadi kau sudah betul-betul mengetahui kesalahan mu ? Berdoalah kepada Tuhan. Dia yang telah menjagaiku dan juga menjagai engkau. Aku maafkan kau, tinggalkan kebiasaanmu yang buruk, jadilah pengikut Yesus.” Si Raja Panalungkap menjadi orang setempat yang menjadi sahabat Nommensen, pada akhirnya setelah marguru (belajar) ia dibaptis dengan nama Nikodemus, dikemudian hari dua orang anak dari Raja Panalungkap menjadi Pendeta.

Penutup :
Suara pertobatan tersebut sudah kita dengar, Allah tidak mepersoalkan berapa kali anda sudah jatuh dan seberapa dalam anda didalam dosa, tetapi HARI INI, anda yang akan memilih, apakah anda akan menjadi seperti RAJA PANGGALAMEI yang TETAP MENGERASKAN HATINYA atau seperti RAJA PANALUNGKAP yang MENDENGARKAN SUARA TUHAN UNTUK BERTOBAT.

Masakan kita lebih BEBAL dari burung ranggung atau burung tekukur YANG MASIH PEKA DAN MENGETAHUI ADA MUSIM UNTUK KEMBALI KESARANGNYA ?
Terlebih kita yang diberikan ROH TUHAN kedalam hidup kita, masakan kita TIDAK MENGETAHUI HUKUM TUHAN ?

Yer. 8 :7 Bahkan burung ranggung di udara mengetahui musimnya, burung tekukur, burung layang-layang dan burung bangau berpegang pada waktu kembalinya, tetapi umat-Ku tidak mengetahui hukum TUHAN.

SEMOGA KITA MENJADI SEPERTI RAJA PANALUNGKAP YANG BERANI MENGHADAP NOMENSEN UNTUK MENGKUI DOSA-DOSANYA, KITA JUGA PUNYA KEBERANIAN KEPADA TUHAN UNTUK BERTOBAT.
Disampaikan pada Kotbah Minggu di Gereja POUK MARANATHA MEDAN 4 NOV 2007

Tidak ada komentar: