SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Kamis, 13 Desember 2007

PENDERITAAN MESIAS DAN SYARAT MENGIKUT YESUS

Oleh : P. Erianto Hasibuan *)
Bacaan : Markus 8 : 31-38
Ep : Roma 4 : 13 - 25

Saudara-saudara yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus !
Sebelum saya menyampaikan kotbah pada siang ini, ijinkanlah saya menggunakan waktu untuk memperkenalkan diri sebagai orang yang baru pertama kali melayani di tempat ini. Nama saya Erianto Hasibuan, saat ini saya sebagai Pnt. Di GKI Sumut Tj.Rejo dan juga sebagai sekretaris di Badan Pekerja Harian Majelis GKI SUMUT Klasis Medan Periode 2004 - 2006, serta sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan BPHM Sinode GKI Sumut periode 2004 -2008. Saya sudah menikah dengan isteri saya Dian Wigati Kun Indah Saksami br. Simamora dengan 2 orang putri.

Saudara-saudar yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Bacaan kita pada siang hari ini berbicara tentang penderitaan yang akan diterima Yesus dan bagaimana syarat menjadi pengikutnya. Topik ini juga ditulis di 2 kitab sinopsis lainnya yaitu Matius (Mat 16 :21-28) dan Lukas (Luk 9 :22-27). Kalau kita perhatikan di ketiga kitab sinopsisi ini, pengajaran ini diberikan Yesus hanya kepada murid-muridnya, dan bukan kepada khalayak ramai. Alur cerita ini di ketiga kitab sinopsis dilakukan secara bersama, yaitu setelah perikop pengakuan Petrus.
Apabila kita lihat pada perikop-perikop sebelumnya bahwa Yesus telah melakukan berbagai mujizat seperti Menyembuhkan orang Buta, Memberi makan 4.000 orang, dst serta memberikan berbagai pengajaran seperti ragi orang farisi dst. Maka Perikop bacaan kita kali ini sebetulnya adalah pelajaran tingkat lanjutan kepada para muridnya, setelah para murid melewati pengajaran tahap pertama, sebagaimana yang terdapat dalam Mark. 8 : 27-30 dan ayat pararel ( Mat 16 : 13 -20; Luk 9 : 18 – 21).
Kita melihat bagaimana sistematisnya Yesus mengajar muridNya, setelah mereka melihat berbagai mujizat dan berbagai pengajaran kepada khalayak ramai serta besama-sama dengan Yesus untuk sekian lama, para murid telah mengetahui pendapat orang tentang siapa Yesus yaitu hanya sebatas sebagai orang yang luar biasa seperti Elia atau salah astu dari nabi, maka Yesus menanyakan kepada mereka, siapakah dirinya menurut mereka. Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. (Mat. 16 : 16-17). Tahap pertama ini Petrus mendapat Pujian, karena ia memiliki pengenalan yang benar tentang gurunya. Tetapi Mesias yang bagaimana yang mereka bayangkan, karena Nabi-nabi dalam PL membayangkan Mesias dalam dua cara, yaitu sebagai yang menang (Yes 11; Luk. 24 : 26) dan sebagai yang menderita (Yes 53; 1 Pet. 1 10-11). Utuk itu Yesus mulai menyingkapkan bagaimana misinya di dunia ini bahwa dia harus menderita dan bahkan mati dibunuh oleh Sanhendrin (lembaga yang tertinggi dari bangsa Israel sejenis Mahkamah Agung) yang beranggotakan 1/3 Imam-imam kepala dan 1/3 ahli-ahli taurat dan 1/3 para tua-tua. Tetapi setelahnya akan bangkita dalam waktu yang singkat (sesudah 3 hari).
Tetapi Petrus karena rasa hormatnya yang tinggi kepada gurunya dia tidak mau mempermalukan gurunya, sehingga ia menariknya kesamping dan menegor untuk menunjukkan cintanya kepada sang guru, lebih jelas dikatakan dalam injil Matius 16 :22 Petrus berkata "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau." Seolah tidak ada yang salah dengan tindakan Petrus, karena itu didasarkan pada kecintaannya kepada sang guru, tetapi dengan tegas Yesus menghardik Petrus Mark. 8 :33 : "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia." Yesus menghardik Petrus bahkan murid yang dikasihinya sendiri disebutnya sebagai iblis. Menagap demikian ? Karena Yesus mengetahui rencana Tuhan (Pikiran Tuhan) dan segala pikiran yang hendak menggagalkan rencana tuhan pastilah itu iblis. Pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias ternyata adalah pengenalan yang didasrkan pada pikiran manusia, yaitu Mesias yang menang, yang akan menyelamatkan mereka dari penjajahan Romawi yang begitu menyakitkan, sehingga bila Yesus menang dan menjadi Raja dia juga akan mendapatkan bagian dalam kekuasaan tersebut.
Bagaimana dengan kita ? Apakah kita mengenal Yesus sebagai pengenalan Petrus ? atau lebih dari itu ?. Karena iblispun mengenal Yesus, seperti yang terjadi pada saat Yesus di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus, dan setan yang ada didalam tubuh orang itu berkata "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? (Mat 8 :29).
Kita kerap dalam kehidupan ini bertindak laiknya Petrus, karena merasa begitu dekat dan sayangnya kita kepada seseorang kita memberikan saran atau usulan laiknya iblis. Saat saya pertama sekali mendapatkan promosi dari Jakarta ke Medan pada tahun 2000 yang lalu, tidak lama setelahnya banyak keluarga yang kerap berkunjung kerumah, mungkin karena kangen sebab sudah 15 tahun saya meninggalkan sumut. Salah satu keluarga dekat saya mungkin sangkin perhatiannya dengan kami dan memperhatikan kehidupan keluarga kami dan dibanding-bandingkannya dengan orang lain yang dia kenal bekerja di perbankan mungkin keluarga dekat ini prihatin melihat kehidupan kami yang bersahaja. Lalu dengan rasa simpatik yang dalam dia berkata, memang bekerja jujur itu bagus, tapi kan tidak perlu jujur-jujur kali, kalau ada orang yang kasih kenapa tidak diterima, kan ucapan terimakasihnya itu !
Saya yakin di tempat ini tidak ada yang pernah memberikan nasehat seperti itu, atau pada saat ada keluarga yang sakit parah dan tidak juga sembuh lalu memberi saran untuk bersekutu dengan Iblis demi sebuah kesembuhan tanpa keselamatan.
Karena Petrus gagal pada pelajaran tahap lanjutan ini, maka Yesus mengajarkan kepada para muridnya bagaimana sayaratnya untuk mengikut Yesus :

1. Memikirkan apa yang dipikirkan oleh Allah (33)
Petrus dihardik dan dikatakan sebagai setan (musuh) karena ia hanya peduli dengan persoalan manusia dan tidak peduli dengan hal-hal yang dari Allah. Yesus menghardik Petrus karena Ia mengenal dengan baik rancangan siapa yang diucapkan oleh Petrus tersebut saat ia menarik Yesus ke samping. Yesus mengenal pekerjaan iblis yaitu menjauhkan manusia dari rencana Tuhan, sebagaimana yang dialami Yesus sendiri saat dicobai diatas gunung. Mengapa Yesus mengetahui apa yang dipikirkan oleh Allah, karena ia bergaul akrab dengan BapaNya.
Kita dapat sepertui Yesus jika kita mau bergaul akrab denganNya, saya punya teladan yang baik tentang ini. Saya hingga SMA tinggal serumah dengan Ompung saya, setiap hari saya melihat bahwa ompung saya tidak pernah meninggalkan rumh sebelum mereka bersekuti berdua, bernyanyi dan membaca firman Tuhan serta berdoa, sebelum tidur hal ini juga dilakukan, dan sepanjang ingatan saya tidak pernah ada waktu yang terlewatkan, bahkan jika salah satu sedang terbaring sakit aktivitas itu tetap terjadi.
2. Melupakan keinginan diri sendiri dan memikul salib (34)
Atas hal ini Yesus telah memberikan contoh nyata, dalam dua hal :
Pertama : Saat Ia berdoa ”Kehendak-Mu jadilah” dalam Luk 22 : 42 "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
Kita mungkin dapat mengilustrasikan secara sederhana demikian : seorang ister pengusaha sukses hendak menghadiri undangan pernikahan, karena suaminya tidak bersedia untuk pergi lalu dia bertanya kepada suaminya ”berapa is amplop (tumpak-batak) kita untuk undangan ini Pa, jawab si suami, terserah ibu lah berapa pun yang ibu beri itu keputusan saya, setelah dipesta si ibu dikagetkan ternyata, isteri si pengundang adalah teman nya satu bangku saat SD dulu dan si ibu banyak dibantu dalam beberapa mata pelajaran yang si ibu kurang paham. Sudah puluhan tahun mereka tidak bertemu dan kehidupan temannya itu cukup sederhana, karena rasa iba saat selesai makan si ibu mengeluarkan amplop yang telah diisi uang Rp. 50.000,- kemudian dia ambil selembar cek dan dituliskannya Rp. 2 juta. Sesaat setelah kembali kerumah dan si ibu menceritakan pertemuannya dengan teman lamanya si Bapak bertanya, jadi berapa isi amplop ibu tadi, jawab si ibu Rp. 2 juta ” apa Rp. 2 juta, bagaimana ini bisa, kata si Bapak sambil marah-marah.... dia lupa bahwa dia telah mengatakan Jadilah sesuai kehendakmu (berapa pun yang ibu beri itu keputusan saya)
Kedua : Yesus memikul salibNya, artinya Yesus yang adalah anak Allah bersedia merendahkan diriNya bahkan dipersamakan dengan seorang hukuman yang akan dihukum mati (sisalibkan). Pada zaman Yesus, seorang hukuman harus menggotong salibnya ketempat dia disalibkan.
Jika Yesus sudah secara nyata memikul salibNya, maka kita sebagai seorang kristen harus siap untuk ditolak dan dihina, bahkan dianiaya, lukas mengatakan memikul salib setiap hari.

3. Memberi hidupnya untuk Tuhan dan untuk penyebaran Kabar Baik (35)
Petrus adalah contoh murid yang bertumbuh dengan baik, dari seorang penjala ikan, yang kemudian menjadi penjala manusia, tetapi yang hanya mengenal Yesus dengan pikiran manusia sehingga disbut iblis, tetapi berani mencoba percaya sekalipun masih ragu saat dia berjalan diatas air, tetapi yang akhirnya dapat mengaku "Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. (Kis 5:29) saat disidangkan dihadapan Mahkamah agama, yang kepadanya jemaat alah diserahkan (Mat 16 : 18), bahkan yang mampu menghidupkan kembali Dorkas yang telah mati, dan pada akhirnya mengatakan "Hai saudara-saudara, kamu tahu, bahwa telah sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraan mulutku bangsa-bangsa lain mendengar berita Injil dan menjadi percaya. (Kis 15:7 dab)
Petrus mau Percaya dan Belajar Bertumbuh hingga dia diutus untuk bangsa-bangsa.
Sudahkah kita percaya ?, dan belajar untuk bertumbuh hingga siap untuk di utus ?.
4. Tidak malu mengakui Yesus dan ajaranNya ditengah zaman yg berdosa dan penuh kejahatan. (38)
Mengakui Yesus dan ajarannya adalah bertindak sesuai ajaran Yesus, artinya tidak berkompromi dengan dunia, tetapi berani berbeda karena mengimani kebenaran ajaran Firman Tuhan, sebagaimana Nuh ditertawakan karena membagun bahtera di musim kemarau.
Upah Mengikut Yesus : Orang itu akan menyelamatkan hidupnya untuk selama-lamanya. (35) Memperoleh kekekalan, karena Yesus yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita. (Roma 4 : 25- Epistel/Bacaan)

Kiranya Rohkudus menolong kita pribadi lepas pribadi untuk mengenal Yesus sebagai Mesias yang menderita dan berkemenangan sehingga kita memenuhi syarat menjadi pengikut yesus yang Mengikuti Rencana Allah, Melupakan keinginan diri sendiri dan memikul salib, Memberi hidupnya untuk Tuhan dan untuk penyebaran Kabar Baik, Tidak malu mengakui Yesus dan ajaranNya ditengah zaman yg berdosa dan penuh kejahatan. Sehingga kita memperoleh Kekekalan karena dibenarkan oleh Yesus. Amin.
*) Disampaikan pada Kotbah di Gereja Oikumene Madan Belawan Km. 13,5 Medan, 12 Maret 2006

Tidak ada komentar: