SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Kamis, 13 Desember 2007

BERKAT MAKANAN UNTUK 100 ORANG

Oleh : P. Erianto Hasibuan *)
Bacaan : II Raja-raja 4 : 42-44

Saudara-saudara yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus !
Beberapa waktu yang lalu Isteri saya bercerita kepada saya, mengenai kesaksian yang didengarnya dari rekan barunya seorang isteri Pendeta. Rumpian yang positif itu, menceriterakan bagaimana pengalaman Si Pendeta muda saat terjadi musibah tsunami di Aceh dan Nias, ia mengambil beberapa orang anak, dan setelah digabung dengan beberapa anak yang diambilnya karena ditelantarkan dan dibuang oleh orang tuanya, saat ini ia memelihara 16 orang anak asuh. Isterinya semula tidak memahami jalan pikiran suamunya, mengingat penghasilan sebagai seorang pendeta muda, dan ditambah hasil usaha mengelola kelompok bermain dan TK tidaklah sedemikian besar. Singkat cerita, pernah mereka kehabisan beras, maklum 1 karung hanya cukup untuk keperluan beberapa hari. Saat kehabisan beras dan uang belanja yang terbatas jumlahnya, si isteri mulai gusar, bagaimana esok mereka dapat memberi makan para anak asuhnya dan makan mereka sendiri ?. Tetapi menurut si Isteri Pdt. Suaminya tenang-tenang saja dan mengatakan kepada Isterinya, bahwa Tuhan pasti menyediakan, dan tidak lama berselang tanpa diduga sama sekali, ada seseorang yang datang dan memberikan kepada mereka 6 karung beras.
Kesaksian di atas adalah kesaksian yang hidup dan nyata. Senyata bacaan kita saat ini, dimana nabi Elisa memberi makan 100 orang, demikian pula Yesus memberi makan lima ribu orang (Mat 14 : 13-21; Mrk 6 : 30-44; Luk 9 : 10-17; Yoh 6 : 1-13).
Pada Raj. 4 : 42 bacaan kita dinyatakan seseorang datang dari Baal-Salisa membawa 20 Roti Jelai serta gandum baru, sekalipun tidak pasti tetapi daerah Baal Salisa ini diperkirakan dibagian Utara Kerajaan Israel. Yang menarik disini adalah apakah tidak ada lagi Nabi atau Imam di daerah Israel Utara, hingga orang tersebut membawa persembahannnya kepada Elisa yang berada didaerah Selatan Israel ?. Kalau kita telesuru sejenak kebelakang, Bagaimana pada saat Ahab sebagai Raja Israel di Samaria dan Yosafat sebagai Raja Yehuda di Yerusalem, saat mereka bersepakat dengan Raja Edom hendak memerangi Moab, Yosafat terlebih dahulu minta petunjuk Tuhan, saat Ahab mengumpulkan sekitar 400 orang Nabi yang ada di Israel, tetapi Yosafat tidak mempercayai apa yang dikatakan para nabi tersebut, hingga ia menanyakan apakah tidak ada lagi Abdi Tuhan di Israel? (1 Raj. 22 : 7), pada saat itulah Raja Ahab bersaksi bahwa ada seorang Nabi yaitu Mikha bin Yimla, tapi Raja Ahab tidak menyukai dia karena ia tidak pernah menubuatkan yang baik tentang dia (1 Raj. 22 : 8). Situasi ini dapat memberi penjelasan pada kita, mengapa orang tersebut datang kepada Elisa untuk membawa persembahannya. Nabi dan Imam pasti ada dan bahkan banyak di Israel Utara, tetapi mereka tidak lagi menyuarakan suara Tuhan seperti ke 400 nabi tersebut, karena mereka takut tidak disukai oleh penguasa. Fakta ini membuat umat yang benar mengetahui apa yang dilakukannya, seperti orang yang dari Baal Salisa tersebut.
Elisa tidak menolak pemberian tersebut, tapi ia bukanlah seorang yang egois, karena itu, ia tidak memanfaatkannya untuk kepentingannya sendiri, tetapi ia mengatakan "Berilah itu kepada orang-orang ini, supaya mereka makan." Orang-orang yang dimaksud tersebut memang tidak dijelaskan siapa, tetapi kalau melihat jumlahnya 100 orang maka diperkirakan itu adalah 2 kelompok para nabi. (2 Raj 2 : 16). Dan ini menunjukkan bagaimana Elisa memiliki kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesama para nabi.
Melihat jumlah makanan yang ada tidak sebanding dengan orang yang akan memakannya maka sipelayan menanyakan "Bagaimanakah aku dapat menghidangkan ini di depan seratus orang?" (2 Raj. 4 : 43) tetapi Elisa nabi itu memiliki iman yang teguh dan menyatakan "Berikanlah kepada orang-orang itu, supaya mereka makan, sebab beginilah firman TUHAN: Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya." Keimanan Elisa ternyata mempengaruhi si pelayan, ia tidak lagi membantah, sekalipun awalnya ia berkata berdasarkan fakta dan logika, tetapi saat Elisa memerintahkan dan menyampaikan Firman Allah dia menurut dan menghidangkannya (2 Raj 4 : 44) hingga terjadilah sesuai dengan yang di sampaikan oleh nabi Allah yaitu bersisa.
Bagaimana dengan kita pribadi lepas pribadi ? Adakah secepat itu kita kita mau merubah pendirian kita dikala kita mendengar suara Tuhan yang disampaikan oleh hambaNya ? Atau kah justru keimanan kita menjadi lebih lemah saat hamba Tuhan menyampaikan firman Nya kepada kita ?
Kalau kita melihat Muzijat yang terjadi, ternyta Allah tidak meminta apa yang tidak kita miliki, tetapi apa yang kita miliki. Apa yang dimiliki Elisa pada saat itu adalah 20 roti jelai, itulah yang diserahkannya kepada Allah hingga Allah mencukupkannya bahkan berlebih, Demikian halnya dengan seorang Janda dari salah seorang Nabi, yang mengadukan nasibnya kepada Elisa, bagaimana kemiskinan yang dihadapinya, dan bahkan sudah terlilit hutang, yang pertama yang ditanya Elisa adalah apa yang ada padamu ? (2Raj 4: 2), si Janda bahkan mengatakan bahwa ia tidak mempunyai apapun lagi dirumahnya kecuali sebuah buli-buli berisi minyak. Dan ternyata melalui itulah Elisa membuat muzijat untuk menolong janda tersebut. Demikian halnya saat Yesus memberi makan lima ribu orang Yesus berkata ”Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa” (Mrk 6: 38 a) Saat ini firman ini mengingatkan pada kita bahwa kita tidak perlu mengada-ada pada Tuhan, Tuhan bertanya Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?, Beritahukanlah kepadaku apa yang kaupunya dirumah. Saudara-saudara mungkin menganggap anak-anak yang ada dirumah itu hal yang biasa, atau hanya ada sebuah sepeda di rumah dst.. tapi Elisa telah membuktikan bahwa dengan itu mujizat terjadi.
Hal lain, yang perlu kita pelajari mengapa Mujizat itu terjadi ? jawaban klisenya pasti karena para sipembuat mujizat memiliki Iman yang teguh seperti Elisa, Elia, Yesus dst. Tapi kita coba melihat dari sisi yang lain. Mengapa Elisa mampu menghidupkan kembali anak seorang perempuan Sunem, tentu karena Elisa tergerak oleh keteguhan hati si perempuan Sunem yang tidak mau melepaskan kakinya, sekalipun Elisa telah memerintakan Gehazi hambanya untuk membawa tongkatnya, Yesus memberi makan 5.000 orang karena ia tidak mau mereka kelaparan ditempat sunyi dan hari sudah menjelang malam. Ternyata seluruh mujizat tersebut terjadi untuk kepentingan orang lain, bukan untuk kepentingan sipembuat mujizat, atau si pemohon. Dengan kata lain mujizat terjadi karena rasa kasih sipemohon/pembuat mujizat kepada orang-orang disekitarnya. Janda nabi mendapatkan minyak yang tak henti keluar, karena Elisa tergerak oleh belas kasihan kepadanya, Perempuan Sunem mengalami mujizat anaknya hidup kembali karena Elisa berbelaskasihan melihat kesungguhan si ibu, Yesus berbelas kasihan kepada orang banyak yang telah lelah mengikutinya dan tidak memiliki makanan ditempat sunyi. Demikian juga dengan si Pendeta muda pada kisah di awal, ia mengalami mujizat, karena ia begitu mengasihi para anak asuhnya, hingga Allah tidak membiarkan mereka kekurangan.
Jika Elisa memberikan makan 100 orang para nabi hanya dengan 20 roti jelai serta gandum, Yesus memberi makan 5.000 orang laki-laki hanya dengan 5 roti dan 2 ikan, dan kesemuanya itu adalah mujizat Tuhan, maka saat ini Allah juga masih senantiasa menyertai umatNya dan sanggup membuat mujizat, seperti yang dialami oleh si pendeta muda. Persoalanya adalah :
Kita harus memeriksa apa yang kita miliki dan menyerahkannya kepada Allah
Kita memiliki kasih kepada orang lain sebagai bukti kita mengasihi Allah.
Sekecil apapun Iman yang kita miliki, bahkan seolah itu tidak berharga, tapi serahkanlah itu kepada Tuhan, maka melalui itu Tuhan akan memelihara kita, seperti Ia memelihara janda seorang nabi.
Seberapa besar permasalahan yang kita hadapi, tapi coba berilah perhatian kepada orang lain, maka kasih itu akan mengalir dan Allah akan menolong kita mewujud nyatakan kasih itu kepada orang lain, dan saat itulah Mujizat terjadi dan Nyata dalam kehidupan kita.

Saat Teduh :
Saat ini bukan kebetulan, anda ada disini, tapi Allah yang menggerakkan anda untuk mendengarkan suaraNya, Allah sungguh hadir dan menyapa anda dengan lembut :
Apakah yang dapat kuperbuat bagimu?, Beritahukanlah kepadaku apa yang kaupunya.
Katakan Tuhan aku mau .......................
Dan inilah milikku Tuhan ......
Aku serahkan kepadamu.
Percayalah mujizat telah terjadi, karena anda mau memperhatikan orang lain dan mengasihi mereka karena Allah selalu memelihara anda.
*) Disampaikan pada Kotbah di GKI Sumut Tj. Rejo Medan 30 Juli 2006 Pkl 06.00 wib. + Pkl. 10.00 wib

Tidak ada komentar: