Oleh : P. Erianto Hasibuan, M.Div
Mazmur : 127 : 1-5
127:1 Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. 127:2 Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. 127:3 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. 127:4 Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. 127:5 Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang.
Kitab Mazmur secara keseluruhan di bagi ke dalam 5 kitab, yang meliputi Kitab 1 : Mzm.1-41 : Manusia dan ciptaan; Kitab 2 : Mzm. 24-72 : Pembebasan dan Penebusan; Kitab 3 : 73-89: Penyemmbahan dan tempatnya; Kitab 4: 90-106: Gurun dan jalan-jalan Allah; Kitab 5: 10-150: Firman Allah dan Pujian.
Dengan demikian Mzm. 127 termasuk pada kitab 5 yang membahas Firman Allah dan Pujian. Firman Allah di sini berarti termasuk dalam pengajaran. Pengajaran yang menjadi penekanan pada Mzm. 127 adalah kekawatiran yang menjadi pokok persoalan di dalam kehidupan manusia. Menurut pemazmur ada 4 hal pokok yang menjadi sumber kekawatiran, yaitu :
1. Pembangunan rumah sendiri (1a)
1. Pembangunan rumah sendiri (1a)
2. Keamanan umum atau nasional (1b)
3. Kemakmuran pribadi (2)
4. Keturunan (anak) (3)
Pemazmur pada dasarnya mengkritik orang yang mengandalkan kepada kekuatannya sendiri, kritik ini bukan berarti pemazmur menyetujui kemalasan dan kelalaian, karena Alkitab sama sekali tidak pernah menjanjikan hadiah apapun bagi kemalasan dan kelalaian (Mzm. 128:2 Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!)
Kekawatiran pertama yang menjadi topik bahasan kita adalah Pembangunan rumah, tugas pokok kita adalah membangun rumah Allah di bumi, rumah Allah yang termasuk juga rumah tangga kita. Lihat seberapa banyak rumah tangga yang oleng bahkan tenggelam. Atau rumah tangga yang pada akhirnya tidak menghasilkan anak panah yg ditangan pahlawan, tetapi anak panah yang tidak tentu arah.
Membangun dengan Pola Tuhan
Bagaikan seorang “enjiner” yang akan membangun rumah, memerlukan arsitektur bangunan sebagai guidence untuk membangun sesuai dengan gambaran yang digariskan agar bangunan sesuai dengan yang digambarkan.
Demikian halnya dengan seorang kepala rumah tangga dalam membangun rumah tangganya, ia harus memahami POLA YANG BENAR membangun rumah tangga sesuai dengan pola TUHAN. Ilustrasi berikut akan menolong kita untuk memahaminya :
Di kamp tawanan tempat sekumpulan tentara Amerikan ditahan sebagai tawanan perang, diceritakan bahwa karena tidak memiliki uang, mereka terpaksa main barter jika ada seorang tentara memiliki barang yang diingini tentara lain.
Tetapi suatu hari datang sebuah paket yang berisi beberapa permainan monopoli. Para tentara itu gembira, bukan karena permainan tersebut, tetapi karena uang mainan itu. Mereka segera membaginya, masing-masing menerima jumlah yang sama yakni lembaran $500, $100, $50, $10, $5 dan $1. Hal itu membuat berbelanja jadi gampang. Tetapi seorang tentara kapitalis sangat tangkas dalam membeli dan menjual dengan harga mahal. Dalam waktu yang tidak lama ia telah mengumpulkan hampir semua uang di kamp tersebut.
Pada saat itu, para tawanan itu diterbangkan ke Los Angeles. Salah satu hal pertama yang dilakukan oleh teman kapitalis ini adalah pergi ke Bank untuk membuka rekening. Setelah mengisi formulir, ia menyerahkan $325.413. Si Teller mengambil selembar uang itu dan melihat bahwa uang itu adalah uang mainan monopoli kemudian memanggil manajer. Adalah jelas bagi si Teller bahwa tentara itu menderita gangguan jiwa.
Inti dari cerita ini adalah bahwa uang monopoli itu mungkin baik kalau digunakan dalam permainan atau di kamp tahanan, tetapi itu tidak dapat digunakan di dunia perdagangan. Demikian halnya dengan POLA KEBENRAN TUHAN. Banyak orang bahkan di Gereja sekalipun bermain dengan Pola Kebenaran yang mereka yakini sendiri, tetapi tidak sesuai dengan Kebenaran Tuhan. Mereka merasa mereka benar karena mereka unggul dalam banyak hal dari orang lain.
Contoh nyata dalam Alkitab akan hal ini adalah Orang Yahudi, menurut penilaian Rasul Paulus yang juga orang Yahudi. Roma. 10: 2-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. 10:3 Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah.
Kesia-siaan yang dimaksud Pemazmur adalah kesia-siaan karena apa yang dilakukan tidak dilandaskan akan pemahaman yang benar akan Kebenaran Allah. Kita gagal dalam membangun rumah tangga bukan karena kkita tidak mampu atau kita terlalu egois untuk berbagi, tetapi karena kita tidak memiliki pemahaman yang benar akan rumah tangga yang berkenan pada Allah.
Pola yang diinginkan Tuhan adalah Tuhan akan memberkati mereka yang hidup bukan dengan penuh kekawatiran, tetapi ketenangan, yang digambarkan dengan Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur (2) TIDUR adalah perlambang ketenangan (Mat. 6:25)
Materi ini disampaikan pada Ibadah Oikumene di Pd. Gede Bekasi 22 Agustus 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar