SELAMAT DATANG DI "TEOLOGI KAUMAWAM"

Salam dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus. Terimakasih telah mampir di blog yg sederhana ini. Kami sangat berterimakasih bila saudara berkenan memberi tanggapan atas tulisan yang saudara baca di blog ini. Karena dengan tanggapan itu kami akan dapat belajar dan berbagi, sebab untuk itulah blog ini dibuat agar hidup kita tetap terpelihara dalam persekutuan. Semua tulisan dalam blog ini dapat dikutip dengan tetap mencantumkan sumbernya. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita. Pax Vobiscum, Erianto Hasibuan

Minggu, 10 Juli 2011

Mencari kehendak Allah

Nats : Roma 12 : 1-2

Nats ini tidaklah asing bagi kita, karena termasuk salah satu ayat yang kerap digunakan sebagai ayat landasan dalam pengumpulan persembahan, utamanya ayat 1. Masyarakat Roma yang dihadapi oleh Paulus sebagai tujuan suratnya, adalah masyarakat yang hidup penuh dengan kebebasan yang tak lagi berkenan dengan berbagai pengekangan.
 
PERSEMBAHAN YANG HIDUP

Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. (Roma 12 : 1)

Tulisan Paulus ini, bagi kita tidak aneh. Tetapi tidak demikian bagi orang Yunani pada masa itu. Bagi orang Yunani yang perlu dipersoalkan adalah roh; tubuh hanyalah penjara, Sesuatu yang dipandang rendah dan memalukan.  Dengan demikian kata-kata Paulus ini adalah kemustahilan bagi orang Yunani.  Tetapi bagi orang Kristen sejati, tidak pernah berpendapat demikian. Orang Kristen percaya bahwa tubuh adalah milik Allah, sebagaimana juga jiwanya, ia dapat melayani Allah baik dengan pikirannya, rohnya maupun dengan tubuhnya.

Tubuh itu adalah bait Roh Kudus dan alat yang dipakai oleh Roh Kudus. Sebagai contoh, suatu gedung gereja yang dibangun sebagai tempat beribadah kepada Allah. Tetapi itu harus dirancang oleh pikiran seorang arsitek, dibangun oleh tangan-tangan terampil para tukang dan pekerja; hanya kemudian, bangunan itu menjadi tempat ibadah dimana orang berkumpul untuk beribadah.  Gereja itu adalah hasil pikiran, tubuh dan roh manusia.

Oleh karena itu, kata Paulus : “ambillah tubuhmu; kerjakanlah semua tugas –tugas yang harus kamu kerjakan setiap hari;  sebagai pengusaha, karyawan, pelayan, ibu rumah tangga,  persembahkanlah itu sebagai korban yang hidup bagi Allah.
 
KEHENDAK ALLAH

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12 : 2)

Hidup beribadah sebagaimana ayat 1 menurut Paulus, menuntut perubahan hidup yang radikal. Kita tidak boleh menjadi sama dengan dunia ini, tetapi sebaliknya harus berubah.  Kata yang digunakan untuk menjadi serupa dengan dunia ini adalah Suschematizesthai,  akar katanya schema, yang artinya pola, rupa.

Suschematizesthai merupakan bentuk imperatif (perintah) dalam bentuk kini.  Dengan demikian dalam arti positif, bentuk imperative itu mengandung arti “terus menerus”. Sehingga menurut Van Den End Roma 12: 2 dapat diterjemahkan menjadi “Jangan lagi biarkan dirimu menjadi serupa dengan pola dunia ini, tetapi biarlah rupamu diubah terus menerus.  Menjadi serupa dengan dunia ini, yang dimaksudkan adalah dunia yang dikuasai dosa dan ketidaksempurnaan.  Jadi kata-kata Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini tidak boleh ditafsirkan seakan-akan orang percaya diajak menjauhi dunia, dalam arti kenyataan jasmani lalu melakukan askese (bertapa).

Schema, yang artinya bentuk luar yang selalu berubah-ubah, dari tahun ke tahun dan dari hari ke hari. Schema seseorang tidak sama ketika ia berumur tujuh belas dan tujuh puluh tahun. Tidak sama ketika ia berpakaian pergi bekerja dan pergi ke sebuah pesta jamuan makan. Schema itu terus menerus berubah. Oleh karena itu Paulus berkata : Janganlah menyesuaikan kehidupan mu kepada kebiasaan kebiasaan dunia; jangan menjadi seperti bunglon yang warnanya berubah-ubah, menurut lingkungannya.

Kata yang dipakai untuk berubah adalah metamorphoustai.  Akar katanya morphe, yang artinya suatu bentuk atau unsur pokok yang tidak berubah-ubah. Orang yang mempunyai schema  tidak sama pada umur tujuh belas dan tujuh puluh tahun, tetapi ia mempunyai morphe yang sama. Bentuk luarnya berubah, tetapi dalam dirinya, ia adalah pribadi yang sama. Oleh karena itu menurut Paulus, untuk dapat beribadah dan melayani Allah, kita harus melalui suatu perubahan, bukan bentuk luar kita, tetapi kepribadian kita yang di dalam diri kita.

Tujuan perubahan itu ialah sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah. Kata yang digunakan adalah dokimazein berarti memeriksa menguji atau test in order to approve; determine by searching and testing (Max Zerwick S.J A Gramatical Analysis of The Greek New Testament, Editrice Pontificio Instituto Biblico, Roma 1996). Tidak hanya sekedar mengetahui apa yang berkenan kepada kehendak Allah, tetapi lebih dari itu dapat membuktikan (mengalami) apa yang menjadi kehendak Allah.

Mencari kehendak Allah bukanlah hal yang mudah, mengingat Pertama, dalam kehidupan sehari-hari seorang Kristen sering diperhadapkan pada berbagai situasi yang sulit baginya untuk menentukan sikap. Utamanya menyangkut perkembangan teknologi yang cepat diberbagai bidang. Semuanya ini memerlukan pertimbangan matang untuk menentukan mana kehendak Allah. Kedua, kita diajak mengusahakan “budi” dalam kita mencari kehendak Allah, karena Alkitab bukanlah kitab hukum. Alkitab tidak menyajikan kepada kita seperangkat peraturan menunjuk jalan kepada orang Kristen sekaligus mengikat mereka.  Sebab Injil tidak merupakan hukum yang baru, tetapi justru memberi kita kebebasan sebagai anak-anak Allah.

Bukan Pendeta, atau Penatua yang harus menentukan “manakah kehendak Allah”, lalu menurunkan keputusannya ke jemaat.  Anggota-anggota jemaat tidak boleh hanya menunggu petunjuk “dari atas”. Setiap orang percaya dipanggil dan diperbolehkan mempertimbangkan sendiri kehendak Allah.  Hanya saja yang perlu diingat, bahwa orang Kristen bukanlah terdiri dari individu-individu yang hidup sendiri-sendiri, tetapi mereka merupakan satu tubuh di dalam Kristus.  Maka dalam mencari kehendak Allah umat Kristen juga perlu untuk berkumpul, dan saling meminta nasihat.

Untuk itulah pada hari ini kita melakukan Persidangan Majelis Jemaat yang Diperluas (PMJD) yaitu untuk menerjemahkan tiga kata yang dipakai oleh Paulus untuk merinci kehendak Allah : Apakah yang baik, yang berkenan bagi Allah dan yang sempurna.

(Disampaikan pada pembukaan PMJD 10 Juli 2011- GKI KP Bekasi)

Tidak ada komentar: