Oleh : P. Erianto Hasibuan
Nats : Mat. 2 : 10
PENDAHULUAN :
Jika kepada kita saat ini ditanyakan, apa yang membuat anda bersuka cita, tentu dengan lancar kita dapat mengatakan beragam jawaban, bagi seorang anak kecil misalnya, dia bersuka cita pada saat natal dia diberikan baju baru, sepatu baru dan hadiah natal yang disukainya, bagi remaja yang sudah memiliki teman dekat, mungkin pada saat teman dekatnya tersebut memberinya hadiah ulang tahun, pada saat orang tuanya membelikan sepeda motor baginya, bagi orang dewasa mungkin pada saat dia dinyatakan lulus dari meja hijau, diwisuda, dan menikah, bagi orang tua mungkin pada saat kelahiran anak, pada saat anaknya diterima bekerja, dst. Tetapi bila ditanya kepada kita, ”apa yang membuat anda sangat bersuka cita?”, tentu kita tidak bisa menjawabnya dengan spontan, kita akan berfikir sejenak untuk membayangkan berbagai peristiwa menyenangkan yang kita sebutkan sebelumnya dan memilih satu peristiwa yang membuat kita sangat bersuka cita. Dan dipastikan bahwa peristiwa itu adalah peristiwa yang paling istimewa didalam hidup kita pribadi lepas pribadi.
Setiap orang pasti pernah merasakan sukacita, bahkan sangat bersukacita, tidak perduli apakah ia kaya atau miskin, berpendidikan atau biasa-biasa saja. Mengapa demikian ? Karena pada dasarnya manusia diciptakan menurut gambar (Tselem) dan rupa (demut) Allah yang sesungguhnya tidak ada perbedaan apakah ia kaya atau miskin, semua memiliki hati yang sama, yang membedakan adalah dengan apa hati itu diisi, dengan sukacita atau dengan kemarahan atau ketakutan.
Orang Majus dari Timur
Didalam kitab Injil, hanya dua penulis yaitu Matius dan Lukas yang menceritakan peristiwa kelahiran Yesus. Matius menceritakan orang Majus dari Timur yang menyembah Yesus, sedang Lukas menceritakan bagaimana para gembala memperoleh suka cita besar setelah menemui bayi Yesus.
Siapakah orang Majus dari Timur ini ? Majus merupakan terjemahan dari Magos (Yun. Orang berilmu dan menjadi imam) dalam tradisi Kristen dikemudian hari menganggap orang majus ini sebagai raja-raja (berdasarkan Mzm.72:10 kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti!).
Berdasarkan keterangan ini, dapat kita simpulkan bahwa mereka adalah orang-orang terhormat dan terpandang yang hidup dengan segala kemewahan dan pengetahuan-nya. Sekalipun Alkitab tidak menjelaskan, tetapi dapat kita perkiraan tentu bukan hanya mereka (diperkirakan 3 orang berdasarkan persembahannya yaitu emas, kemenyan dan mur atay sebagaian ahli mengatakan 12 orang) yang menjadi orang Majus, tetapi berapa pun mereka yang datang, 3 atau 12 orang dapat dipastikan tidak semua orang Majus datang mengikuti petunjuk bintang tersebut untuk menyembah raja (mesias) yang baru lahir. Sekalipun orang-orang majus yang lain juga menemukan tanda yang sama.
Lukas menceritakan datangnya para gembala, gembala menunjukkan orang-orang biasa yang berbeda jauh dengan orang majus. Kedua tulisan ini menunjukkan bahwa kedatangan Yesus kedunia memberikan sukacita bukan hanya kepada kalangan terdidik dan berpengaruh, tetapi juga dari kalangan ”biasa” seorang gembala yang didalam masyarakat dijamannya dianggap sebelah mata. Tetapi mereka semuanya mengalami sukacita yang sama. (Luk. 2: 20 Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.)
Bersukacitalah
Mat. 2 : 10 Ketika melihat bintang itu, mereka sangat bersukacita. Mengapa para orang majus sangat bersuka cita (ekharesan kharan megalen sporda =bersuka cita dengan suka cita yang sangat besar) karena mereka pasti sudah menggerahkan segala daya upayanya untuk mencari tahu arti dari tanda bintang itu sebagaimana pengetahuan yang mereka miliki, tetapi itu tidak cukup, mereka harus mencari tahu berbagai makna dibalik tanda itu. Didepan saya katakan bahwa bukan hanya mereka yang melihat tanda itu, tetapi hanya mereka yang memiliki motivasi besar dan usaha nyata untuk mencari tahu lebih dalam dan lebih dalam lagi, higga mereka rela meninggalkan segala kemewahan dan kenikmatan hidup yang mereka miliki hanya untuk menyerahkan persembahan bagi sang Raja yang baru lahir.
Coba kita periksa kembali jawaban kita tadi, pribadi lepas pribadi, apa yang membuat kita bersuka cita dan bahkan sangat bersuka cita, umumnya adalah saat kita memperoleh sesuatu, tetapi orang Majus bersuka cita dengan suka cita yang sangat besar pada saat mereka melihat bintang itu atau tanda itu, yaitu tanda bahwa mereka akan mendapat kesempatan untuk memberi (mempersembahkan) bukan mendapatkan sesuatu dalam arti materi.
Mari kita lihat bagaimana Suka cita ini digambarkan dalam bahasa daerah:
TOBA : mansai las situtu ma rohanasida. KARO : La tanggung riahna ukurna ngidahsa SIMALUNGUN: malas tumang ma uhur ni sidea. PAK-PAK : Soh mo lolona kalak idi
ANGKOLA: Jop situtu ma roha ni halahi JAWA : padha bungah banget.
NIAS : Ba omuso sibai dodora (dedera).
Hari ini, kita memang tidak menemukan bayi Yesus, sebagaimana orang Majus dan Gembala, atau bintang sebagai petunjuk, tetapi hari ini kita akan menemukan Sukacita yang sama jika kita memang merindukan lahirnya Yesus Kristus dihati kita pribadi lepas pribadi, apakah anda percaya sukacita yang sama dapat hadir bagi anda pada saat ini, sekalipun anda tidak melihat bayi Yesus?
Saya percaya, karena seperti yang dituliskan Paulus dalam didalam Rom. 14 : 17 Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Suka Cita disini digunakan kata yang sama yaitu kara dalam Mat. 2:10 Artinya Siapapun anda yang hadir pada saat ini dapat mengalami sukacita yang sama karena ada ROH KUDUS. Suka cita itu akan menjadi Suka cita yang sangat besar bila kita mau menggunakan apa yang kita miliki untuk MENCARI DIA dan MENGENAL KASIHNYA dengan BENAR.
Jangan anda pikir Kebahagian atau sukacita hanya milik orang-orang tertentu saja, atau anda kawatir bahwa kebahagiaan yang anda peroleh saat ini akan segera sirna seperti pasangan muda berikut ini :
Sepasang suami isteri yang masih muda merasa bahwa mereka hidup berkecukupan dan sangat berbahagia, kecuali ada dua hal yang sangat mengganggu pikiran mereka yaitu: apakah kebahagiaan ini akan berlangsung terus atau mereka juga akan mengalami rintangan atau masalah-masalah hidup.
Pada suatu hari terdengar berita bahwa ada seorang tua yang bijaksana datang ke kota mereka. Orang tua ini sangat arif dan dapat membantu atau mencarikan jalan keluar dari masalah apapun. Pasangan muda ini segera bersepakat untuk mendatangi orang tua tadi dan menyampaikan alasan kecemasan mereka.
Setelah mendengar permasalahannya, si orang tua itu memberikan nasihatnya, "Pergilah kalian keliling dunia. Cari pasangan yang menurut kalian paling bahagia, bila kalian dapati, mintalah baju dari pasangan yang laki-laki, kalian simpan terus dan mudah-mudahan kalian akan selalu bahagia."
Pasangan muda itu memulai perjalanan mereka mengelilingi dunia untuk menemukan pasangan yang paling bahagia. Di salah satu tempat mereka mendengar bahwa gubernur di kota itu dan isterinya adalah pasangan yang paling bahagia. Kemudian pasangan muda itu pergi ke istana gubernur, menghadap dan bertanya, "Apakah tuanku pasangan yang paling berbahagia?" Gubernur dan isterinya menjawab secara bersamaan, "Ya, kami merasa sangat berbahagia kecuali satu hal, kami tidak mempunyai anak."
Pasangan muda itu menyimpulkan bahwa gubernur dan isterinya bukanlah pasangan yang paling bahagia. Kemudian mereka meneruskan perjalanannya hingga sampai di kota dan mendengar ada pasangan bahagia di kota itu. Mereka pergi ke rumah pasangan tersebut dan bertanya, "Apakah kalian pasangan yang paling bahagia?" Jawabya, "Ya, dalam beberapa hal kami memang merasa sangat bahagia kecuali anak kami teralu banyak, sehingga hidup menjadi agak repot." "Ah, tentu bukan yang ini pikir pasangan muda itu sambil meneruskan perjalanannya. Mereka terus berjalan melalui banyak negara, kota-kota besar, kota kecil, desa dan setiap kali menanyakan hal yang sama tetapi tidak pernah dapat menemukan pasangan yang dimaksud.
Suatu hari, pasangan muda itu melintasi padang rumput, di situ mereka berjumpa dengan penggembala kambing yang sedang meniup seruling, sedangkan anak dan isterinya sedang menyiapkan makan siang di tikar sambil bersenandung mengikuti alunan serulingnya. Pasangan muda itu mendekati mereka dan bertanya, "Apakah kalian pasangan yang paling bahagia?" Si gembala dan isterinya menjawab bersamaan, "Tidak ada yang paling susah kecuali raja." Mendengar jawaban tersebut pasangan muda itu menjadi yakin bahwa mereka telah menemukan pasangan yang paling bahagia di dunia, kemudian mereka meminta baju yang dipakai si gembala untuk disimpan sesuai dengan pesan si orang tua bijaksana di negerinya. Si Penggembala menjawab, "Kalau baju yang aku pakai ini kuberikan padamu, lalu aku memakai apa? karena ini satu-satunya baju yang aku punya."
Segera pasangan muda itupun sadar bahwa sangatlah sulit untuk mendapatkan kebahagiaan yang sempurna di dunia ini. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang ke negerinya dan menemui kembali orang tua yang bijaksana itu. Mereka juga mengeluh bahwa petunjuk dari orang tua tadi sangatlah sulit untuk dijalankan. Orang tua itu kemudian bertanya, "Jadi kesimpulannya bagaimana? Perjalanan kalian percuma saja atau ada manfaatnya?" Si suami berkata, "Sepulang dari perjalanan ini, aku baru menyadari bahwa tidak ada kebahagiaan yang sempurna di dunia ini." Si isteri menyambung, "Teryata kalau mau bahagia kita harus puas dan mensyukuri apa yang kita miliki dan belajar bersabar dalam segala hal." Kemudian pasangan muda tersebut mengucapkan terima kasih kepada si orang tua dan pulang kembali ke rumah mereka.
PENUTUP :
Anda tidak perlu menghabiskan uang untuk keliling dunia seperti pasangan muda dalam cerita tadi, Hari Ini anda dapat memiliki KEBAHAGIAAN bila didalam hidup anda ada SUKA CITA. Cerita kita sudah membuktikan dunia tidak dapat memberikan KEBAHAGIAAN YANG SEMPURNA tetapi YESUS TELAH MEMBERI ROH KUDUS agar kita dapat memiliki SUKACITA yang Sangat besar dan menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini melalui KEBENARAN, DAMAI SEJAHTERA DAN SUKACITA oleh ROH KUDUS. AMIN.
Disampaikan pada Kebaktian NATAL di Gereja POUK Maranatha pada acara natal STM PARDOMUAN HELVETIA PSR VI-XI MEDAN 09 DES 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar